25 radar bogor

Empat Birokrat Siap Pensiun Dini

CIBINONG-Pilkada 2018 menjadi panggung yang menggiurkan bagi sejumlah birokrat. Buktinya, beberapa pejabat Pemkab Bogor terang-terangan memampang alat peraga. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Asep Ruhiyat dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Bogor Dace Supriadi mengawali PNS yang lebih dulu memasang spanduk di sejumlah wilayah.

Teranyar, foto Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) TB Luthfie Syam dan Camat Jonggol Beben Suhendar pun bermunculan. Dari keempat pejabat itu, Dace dan Asep yang menegaskan siap ”menggantung” seragam PNS-nya. Dace bahkan mengklaim beberapa partai akan mengusungnya maju di pilbub.

“Mudah-mudahan awal Desember sudah deklarasi,” kata pria yang juga Ketua Kerukunan Warga Bogor (KWB) ini. Sedangkan, Asep memilih jadi calon wakil bupati Bogor mendampingi Ketua DPW Perindo Jawa Barat Ade Wardhana. Ia juga menjadi satu-satunya birokrat yang sudah mengajukan untuk pensiun.

Atlet golf itu bahkan bersiap mendeklarasikan diri melalui jalur independen di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, tepatnya rumah di dinas Bupati Bogor pertama Ipik Gandamana. Sementara itu, Luthfie masih malu-malu walaupun foto dukungan untuk dirinya ada di sejumlah jalan raya. “Kita lihat saja nanti,” ucap Luthife singkat.

Terkait kabar dirinya yang akan diusung sebagai pendamping calon bupati Bogor Ade Ruhandi, Luthife menyikapinya dingin. Meskipun, ia sempat terlihat datang ke kediaman ketua DPD Golkar Kabupaten Bogor tersebut. “Kalau disebut-sebut ya biarin saja. Itu kan baru sekadar celotehan biasa. Sedangkan dukungan itu harus formal,” ujar Luthfie kepada Radar Bogor, kemarin (22/11).

Menurutnya, jika memang ditakdirkan maju di pilbup maka harus didukung semua pihak. “Ini bukan misi pribadi. Sehingga tidak lagi sekadar siap atau tidak, tetapi suatu pilihan yang harus dijalankan sepenuh hati,” tuturnya.

Meski memiliki hak berhenti sebagai seorang PNS lantaran maju di pilbup, kata Luthfie, dirinya tetap akan menempuh beberapa proses sebagai bentuk etika pada atasannya, Sekretaris Daerah Adang Suptandar dan Bupati Bogor Nurhayanti. ”Kalau mereka berdua mengatakan jangan, pasti saya akan samina wa atona,” akunya.

Namun hal itu bukan berarti keputusannya maju diserahkan kepada sekda dan bupati. Tetapi, diakui Lutfie, mereka lebih mengetahui dan dapat menilai kapasitas dirinya. Seolah tak ingin kalah, Beben pun didorong beberapa tokoh masyarakat yang menginginkannya maju menjadi F1.

Seperti yang dikatakan Ketua Jonggol Cendekia/ Media Center Beben Suhendar Center (BSC), Harry Hardiyana, kemampuan dan kapasitas Beben melebihi seorang camat dan banyak inovasi yang telah ditorehkan di masyarakat. Sebagai PNS, lanjutnya, Beben Suhendar bahkan tergolong pejabat nekat dengan menjadi inisiator pemekaran daerah otonomi baru (DOB) Bogor Timur.

Terpisah, saat dikonfirmasi, Camat Jonggol Beben Suhendar enggan menjawab secara gamblang terkait dukungannya maju di Pilbup Bogor. “Lihat saja nanti,” singkatnya.(ded/rp2/c)