25 radar bogor

KPK: Menyerah atau Ditangkap!

JAKARTA–Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menempuh tindakan tegas dalam menyikapi sikap tidak kooperatif Setya Novanto (Setnov) yang berkali-kali mangkir dari pemeriksaan. Tadi malam (15/11) sejumlah personel KPK bersama anggota Brimob mendatangi rumah Setnov di Jalan Wijaya XIII Nomor 19, Jakarta. Mereka menjemput paksa tersangka korupsi pengadaan e-KTP tersebut.

Delapan penyidik KPK langsung meminta penjaga pintu gerbang untuk masuk. Mereka langsung masuk ke rumah Setnov. Sedangkan para anggota Brimob yang berjumlah sekitar 30 personel menjaga seputar rumah ketua DPR itu. Sebagian di antara mereka berjaga di pintu gerbang rumah pribadi Setnov.

Sebagian lagi berjaga di depan pintu rumah serta mobil Lexus yang sehari-hari dipakai Setnov berdinas sebagai ketua DPR.

 

Dari luar rumah, tidak tampak ada aktivitas Setnov di dalam rumahny. Namun, ketua umum Partai Golkar itu dipastikan tidak sendirian. Di depan rumah Setnov tampak terparkir mobil Mercedes-Benz milik Koordinator Bidang Kepartaian Kahar Muzakir.

Sekitar pukul 22.45, tampak aktivitas di ruang depan tepat di sebelah pintu utama rumah Setnov. Tampak sosok Deisti Novanto, istri Setnov, tengah duduk berbincang dengan pengacara Setnov, Fredrich Yunadi. Deisti terlihat duduk, sedangkan Fredrich seperti menyodorkan sebuah berkas kepadanya.

Sekitar pukul 23.00, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham tiba di rumah Setnov. Namun, dia tidak masuk ke kediaman Setnov. Idrus hanya bergegas masuk ke Kafe Patio, sebuah kafe yang berlokasi tepat di seberang rumah Setnov. Hingga pukul 23.20, para penyidik KPK belum keluar dari rumah Setnov. Sangat mungkin para penyidik itu tengah bernegosiasi dengan Setnov.

Ketua Badan Anggaran DPR dari Fraksi Partai Golkar Aziz Syamsuddin juga mendatangi rumah Setnov pukul 23.25. Tidak banyak komentar yang disampaikan Aziz yang terus berjalan menuju rumah Setnov. ”Sabar, sabar,” tuturnya.

Sementara itu, KPK sudah menyiapkan ruang tahanan untuk Setnov. Yakni, Rumah Tahanan (Rutan) KPK di gedung baru komisi antirasuah. ”Sudah ada (ruang tahanan untuk Setnov, Red),” ujar sumber internal KPK. Rutan di gedung KPK merupakan bangunan baru yang dibuka Oktober lalu.

Sumber itu menambahkan, sebelumnya Andi Agustinus alias Andi Narogong juga ditahan di rutan tersebut. Nah, dia kini dipindah ke Rutan Cabang KPK di Pomdam Jaya Guntur. Keduanya sengaja dipisah untuk kepentingan penyidikan.

Sekitar pukul 23.30, Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Mahyudin keluar dari rumah Setnov. Mahyudin menyatakan, dirinya datang sebelum para penyidik tiba di rumah Setnov. ”Saya mau bahas soal pilkada. Kata ajudan, Pak Setnov di rumah, tapi tadi saya tunggu tidak ada,” kata Mahyudin.

Pria yang juga wakil ketua MPR itu mengaku, di dalam rumah Setnov hanya ada Deisti Astriani Tagor (istri Setnov), didampingi Yunadi selaku kuasa hukum, serta para pembantu. Mahyudin menyebut dirinya sempat bingung karena banyak orang masuk ke rumah Setnov.

Ternyata mereka adalah para penyidik KPK dan personel Brimob. ”Begitu mereka datang, saya mau pulang, tapi gak enak. Karena gak ada laki-laki di dalam rumah. Terpaksa saya temani,” ujar Mahyudin.

Selama di dalam rumah, Mahyudin mengaku lebih banyak diam. Dia tidak ingin mencampuri urusan para penyidik KPK. Sebab, kedatangannya ke rumah Setnov murni untuk membicarakan masalah partai. ”Karena ini kan bukan urusan DPP. Langkah DPP nanti kemungkinan akan memberikan bantuan hukum,” tandasnya.

Hingga berita ini diturunkan pukul 00.30 WIB tadi malam, keberadaan Ketua DPR RI Setya Novanto tidak diketahui. Karena tak juga muncul, KPK pun mengimbau agar Setnov menyerahkan diri. Jika tidak, Setnov akan masuk daftar pencarian orang (DPO) untuk selanjutnya ditangkap.

“Secara persuasif, kami imbau Setya Novanto untuk menyerahkan diri. Jika tidak, kami akan masukkan (Setnov) ke daftar pencarian orang dan ditangkap!” kata juru bicara KPK Febri Diansyah.

Terpisah, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku terkejut dengan kedatangan penyidik KPK ke rumah Setnov. Dia marah penyidik KPK sampai mendatangi kediaman Setnov malammalam seperti ini. Fahri bahkan menuding, ada orang kuat di negara ini yang membuat KPK sampai berani mendatangi rumah Novanto.

”Kalau ada yang berani jemput paksa Setya Novanto, itu pasti perintah datang dari orang kuat di negara ini sehingga aparat kepolisian khususnya, mau saja ikut-ikutan merusak lembaga negara (DPR RI),” kata Fahri dalam keterangannya, tadi malam.

Fahri mengaku sudah mendengar rumor rencana kedatangan penyidik KPK ke rumah Novanto malam tadi. Namun, dia tidak menyangka bahwa hal itu benar terjadi. ”Saya mendengar ada rumor, tapi saya tidak percaya. Saya tidak percaya bahwa kita semua sudah gila,” katanya.

Fahri menuding bahwa tindakan KPK merupakan bagian dari gerakan politik yang menargetkan Novanto. Hal itu, kata dia, akan menghancurkan seluruh bangunan negara hukum di Indonesia.

Siang kemarin, Setnov memang kembali tidak memenuhi panggilan KPK untuk diperiksa sebagai tersangka dalam kasus megakorupsi proyek pengadaan e-KTP. Ketua lembaga wakil rakyat yang terhormat ini lebih memilih membuka sidang paripurna ke-II periode 2017-2018 di Kompleks Parlemen, Senayan.

“Saya memang melarang Pak Setya Novanto hadir memenuhi panggilan KPK. Saya sudah kirim juga suratnya ke penyidik KPK, bahwa Pak Setnov tidak hadir karena kami mengajukan judicial review di MK (Mahkamah Konstitusi),” kata Frederich Yunadi, pengacara Setnov, di gedung Senayan, kemarin.

Setnov, memasuki ruang sidang paripurna bersamaan dengan dua Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dan Agus Hermanto pada pukul 10.30 WIB. Kemudian, Setnov memberikan perintah kepada Agus Hermanto untuk memimpin rapat paripurna.

Namun, sebelum Agus memimpin, Setnov melakukan pidato pembukaan masa sidang paripurna ke-II periode 2017-2018 itu dengan lantan. Tampak hanya 99 anggota DPR RI yang hadir dalam rapat paripurna. Jumlah tersebut tak sampai 20 persen dari total keseluruhan wakil rakyat yang berjumlah 560 orang. (bay/ tyo/c9/c10/agm)