25 radar bogor

Bekali Prajurit 315 Garuda Alat ’’Penangkal’’ Malaria

SALAM KOMANDO: Para prajurit Yonif 315 Garuda mantap untuk terbang ke perbatasan Indonesia dan Papua Nugini.NELVI/ RADAR BOGOR

BOGOR–Sebanyak 450 prajurit Yonif 315 Garuda, akhir bulan ini akan bertolak ke perbatasan Indonesia dan Papua Nugini. Ragam persiapan pun dilakukan untuk bisa bertahan selama sembilan bulan di sana. Salah satunya adalah keterampilan membasmi nyamuk malaria.

Keterampilan ini diberikan langsung oleh Terminix, bekerja sama dengan Paperina juga Bogor Sahabats (Bobats) di Markas Yonif 315 Garuda, Gunung Batu, kemarin (15/11).

People and Business Development Manager Terminix Guntur Widyanta mengatakan, pihaknya memberikan dukungan untuk prajurit yang akan mengamankan perbatasan. Diketahui bahwa Papua rentan dengan malaria.

“Kami memberikan dukungan sesuai keahlian kami, agar mereka yang berangkat ke Papua tidak terpapar malaria. Jadi, kita berikan pembekalan mengenai malaria dan pengendaliannya. Salah satunya dengan menggunakan alat mist blower,” ucapnya.

Alat ini lebih efektif dibanding alat fogging biasa dengan adanya chemical nyamuk. Nyamuk yang terbang dan hinggap di satu permukaan akan mati jika terpapar. “Jadi, harapanya prajurit yang berada di sana bisa terhindar dari nyamuk malaria,” imbuhnya.

Selain itu, seluruh prajurit juga diberikan pembekalan mengenai alat penangkal malaria tersebut, agar mereka bisa menggunakannya dengan baik. Mulai teknis penggunaan dan cara merakitnya. Sebab, alat yang dikirim dalam keadaan terpisah. Sesampainya di perbatasan Papua, alat itu terlebih dahulu harus dirakit.

“Alatnya ada tiga unit. Kami juga memberikan alat safety bagi prajurit agar mereka tidak terpapar langsung chemical nyamuk. Karena chemical itu berbahaya. Alat safety itu berupa masker, kacamata, dan sarung tangan. Maskernya juga diberikan cartridge agar bisa diganti-ganti,” ungkapnya.

Sementara itu, Pasi Ops 315 Garuda Lettu Inf Bhirawa Anoraga menjelaskan, lokasi prajurit diterjunkan terbilang rendah untuk malarianya. Meski begitu, pihaknya tetap mengantisipasi. Menurut dia, dengan adanya alat mist blower akan sangat mendukung kelancaran dan kesehatan seluruh prajurit.

“Jika ada keberhasilan, tapi ada yang sakit atau meninggal karena malaria, itu suatu prestasi buruk untuk kesatuan kita. Ini sangat membantu, jadi lebih efektif menggunakan ini daripada hand fogging,” tuturnya.

Selain alat mist blower, seluruh prajurit pun dibekali lotion antinyamuk. “Yang ingin kita raih di sana, kita ingin mengindonesiakan perbatasan. Jadi, jangan sampai masyarakat di perbatasan itu karena terkena pengaruh Papua Nugini, akhirnya tidak tahu Indonesia bagaimana. Caranya, melatih bela negara ke sekolah-sekolah,” tandas Bhirawa.(wil/c)