25 radar bogor

UNIDA Kedatangan Profesor dari Malaysia

VISITING: Tamu dari Malaysia bersama tim Unida.
VISITING: Tamu dari Malaysia bersama tim Unida.

CIAWI-Universitas Djuanda Bogor (UNIDA) mengadakan studium generale dengan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) melalui visiting professor, Senin (13/11). Menurut panitia pelaksana sekaligus Wakil Rektor I, Rita Rahmawati, kegiatan ini bertujuan untuk mening­katkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia di sektor industri kelapa sawit antara Indonesia dan Malaysia.

Rita menambahkan, acara ini merupakan kunjungan balasan yang dilakukan UNIDA sebelumnya dan diharapkan terdapat program lanjutan yang bisa dilaksanakan dalam bentuk kerja sama.
“Kegiatan ini membahas berbagai macam aspek, di antaranya tentang pengembangan, pemberdayaan, pengolahan, dan kesempatan peningkatan ekonomi dari sektor industri kelapa sawit,” jelasnya.
Rita mengungkapkan, terdapat beberapa poin yang menjadi fokus pembahasan permasalahan, seperti penanganan limbah kelapa sawit dan pengembangannya dari sisi ekonomi. Berdasarkan keterangan Rita, kegiatan ini terbagi dua sesi.

“Sesi pertama pagi hari dan dibentuk dalam forum group discussion yang diperuntukkan bagi dosen. Sedangkan untuk sesi kedua dilaksanakan dalam bentuk studium generale yang dihadiri oleh mahasiswa dan seluruh insan UNIDA,” ungkap Rita.

Ke depan, akan ada kegiatan lanjutan antara UNIDA dengan UKM ini. “Kami rancang dalam MoU untuk kegiatan ke depan, yaitu dalam bidang students interaction, teaching staff interaction, academic and cultural exchange, educational and academic information/material exchange, collaborative research and joint academic meetings, entrepreneurship and copyright product development, joint academic publication, dan yang terakhir adalah joint conference,” beber Rita.

Dalam kesempatan tersebut, profesor UKM yang hadir, Prof. Madya Dr. Novel Ak Lydon mengatakan, pengembangan industri kelapa sawit masih terkendala teknis pengelolaan limbah, serta dampak pengaktifan lahan. “Dari sisi ekonomi memang sangat menunjang, namun kita juga harus memikirkan dampak negatif pada ingkugan dari pengembangan industri kelapa sawit” tuturnya.

Sementara itu, Rektor UNIDA Dede Kardaya menyebutkan, tidak menutup kemungkinan ke depan pihaknya bisa melakukan dorongan dalam bidang akademis sains untuk pengelolaan industri kelapa sawit.(cr1/c)