25 radar bogor

Pengalaman Tiga General Manager Hotel di Bogor

Pengalaman Tiga General Manager Hotel di Bogor

Menjadi seorang pemimpin disebuah perhotelan bukanlah sesuatu yang mudah, terlebih jika yang memimpin adalah seorang wanita. Tetapi kini wanita-wanita mampu membuktikan dengan kinerja mereka bahwa wanita sangat mampu menjadi seorang pemimpin di sebuah perhotelan.

Seperti halnya dengan Weni Kristanti, sejak tahun 2016 Weni menjabat sebagai General Manager di Hotel Olympic Renotel Sentul. Awalnya Weni bekerja sebagai finance di sebuah Hotel, melihat kinerjanya yang bagus General Manager Weni menantang untuk terjun ke bagian operasional. Weni juga pernah menjadi chief engineer selama tiga bulan.

“Dari situ saya mengenal dan merasa bahwa bekerja di operasional itu sangat asik, menyenangkan dan menarik berbeda saat saya menjalankan tugas saya dulu,” tuturnya.

Meskipun Weni memiliki latar belakang pendidikan finance, Weni mampu menjalankan tantangan dari GMnya tersebut, kemudian Weni dipromosikan untuk menjadi General Manager di Pop Hotel Airport pada tahun 2014 dan pada tahun 2016 Weni pindah ke Hotel Olympic Renotel dan menjadi seorang General Manager.

Sama halnya dengan Weni, Sri Endah yang sekarang menjabat sebagai General Manager Fave Hotel Padjajaran sejak 2013, pada awalnya bekerja di Archipelago Internasional. Endah di tantang untuk menjadi General Manager di Fave Hotel di Bogor meskipun awalnya sempat pesimis karena belum pernah terjun langsung ke perhotelan namun karena diberikan tantangan untuk menjadi GM akhirnya Sri memutuskan untuk menerimanya.

“Kalau saya prinsipnya apapun pekerjaanya, kita harus berusaha untuk mencintai dan dibawa enjoy aja. Alhamdulillah sekarang sudah mendapatkan dua kali penghargaan yaitu The Best GOP dan The Best Revenue Perstaff,” tuturnya.

Berbeda halnya dengan Weni dan Endah, Lies Yuwati yang menjabat sebagai seorang General Manager di Hotel Royal Safari Garden sejak tahun 2017 ini memang dari awal sudah berkecimpung di dunia perhotelan. Lies merupakan lulusan dari hotel management. Lies mengawali kariernya di perhotelan sejak masih berkuliah,

“Ketika saya lulus sudah menjadi Supervisor. Saya berkuliah sambil bekerja yang satu bidang jadi teori dan praktek otomatis sudah dijalankan,” tuturnya.

Lies menjadi GM pertama kali dari tahun 2001 dan sampai sekarang Lies sudah pernah 8 kali menjabat sebagai GM di hotel-hotel bergengsi dan Lies pernah menangani 75 restaurant.
Gaya kepemimpinan dari seorang wanita dinilai lebih bersifat kekeluargaan karena wanita bisa untuk meposisikan diri kepada karyawan-karyawannya. Seperti halnya gaya kepemimpinan Weni adalah kekeluargaan dan dengan mecoba untuk lebih memahami para karyawannya karena untuk memudahkan memberikan arahan dan tidak pernah membeda-bedakan karyawannya.

“Saya kenal dekat dengan seluruh karyawan dan mereka bebas untuk berinterkasi dan menyampaikan ide, tidak ada jarak antara saya dengan karyawan. Dengan seperti itu arahan dan tujuan yang ingin kita capai bisa dimengerti semuanya. Ada saatnya memang kita berlaku tegas dan ada saatnya kita bersama-sama menuju satu tujuan,” tuturnya.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Endah adalah kekeluargaan, jika ada yang melakukan kesalahan akan di beritahu dan diberikan arahan agar bisa lebih berkembang dengan baik.
“Sudah tidak musim lagi memberitahu dengan cara marah-marah, lebih baik di sentil sedikit dan diberikan arahan agar semakin baik kedepannya,” tuturnya.

Lies merupakan penganut falsafah Jawa, jadi gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Lies adalah jika berada didepan akan memberikan contoh, berada di tengah akan bersama-sama dalam suka dan duka dan berada dibelakang akan memberikan motivasi atau dorongan.

“Pada prakteknya juga harus bisa memposisikan diri kapan menjadi seorang atasan, kapan menjadi seorang ibu dan kapan menjadi seorang teman dan sahabat jadi kita bisa dekat dan berhubungan baik dengan seluruh karyawan,” tuturnya. (cr6)