25 radar bogor

Waspadai Teroris Pangan

GELAR SEMINAR: Mahasiswa FKH IPB mengadakan seminar penanganan biosafety dan biosecurity pangan, kemarin (12/11).
GELAR SEMINAR: Mahasiswa FKH IPB mengadakan seminar penanganan biosafety dan biosecurity pangan, kemarin (12/11).

BOGOR–Kurangnya wawasan masyarakat dalam mengolah pangan yang di dalamnya terdapat jenis-jenis hewan yang justru beracun jika diolah secara tidak benar, memantik perhatian mahasiswa IPB c

Agar kejadian serupa tidak terulang, mereka pun menggelar seminar bertajuk Meningkatkan Kesadaran Nasional dalam Hal Penanganan Biosafety dan Biosecurity Pangan Asal Hewan di aula Fakultas Peternakan IPB, kemarin (12/11). Ketua pelaksana Muh Ali Imran Azwar menjelaskan, kegiatan ini wujud rasa kepedulian mereka dengan kondisi pangan di Indonesia.

“Dengan berkembangnya zaman, isu bioterorisme terus meningkat. Hampir 80 persen teroris menggunakan bakteri mikroorganisme dalam makanan impor yang menyebabkan makanan tersebut terkontaminasi,” jelasnya kepada Radar Bogor.

Tidak hanya di Indonesia, isu ini pun santer dibicarakan tingkat dunia dengan adanya konferensi tingkat internasional di Kanada, dengan bahasan serupa bertemakan Enchasing Health for All. Bahasan dunia tersebut juga menjadi pendorong kegiatan seminar dengan dua pembicara itu.

“Agar, sebelum memantau konferensi tingkat dunia, para mahasiswa juga mengerti yang terjadi di Indonesia bagaimana. Sehingga saat konferensi tingkat dunia nanti, ada gambaran dan perbandingan,” tambah Ali. Mereka pun ingin mengubah paradigma lama ke paradigma baru tentang ketahanan pangan atau peran standar dari pertahanan pangan demi mewujudkan atmosfer kesadaran pangan dari biosafety dan biosecurity.

Kedua pemateri, Denny Widaya Lukman dan Fitri Nursanti Poernomo, dalam paparannya pun menegaskan bahwa pangan harus diolah dengan baik, apalagi yang berasal dari hewan. Selain mudah busuk, banyak mikrobakteri yang menempel dalam pembusukan tersebut yang menyebabkan bahan tersebut mengandung zat beracun jika dikonsumsi.

Ali berharap, sebanyak 500 peserta yang hadir dalam seminar bisa menerapkan ilmunya ke depan jika berkecimpung dalam dunia pangan asal hewan. Juga, mengedukasi semua elemen masyarakat dalam mengolah makanan yang baik untuk konsumsi.(ran/c)