25 radar bogor

Mengenali Gaya Belajar Anak

Seorang ibu tengah mendampingi anaknya yang belajar

Setiap anak memiliki gaya belajarnya masing-masing, kita sebagai orang tua perlu mengetahui dan memahami anak agar mereka dapat belajar dengan nyaman, terkadang kita sebagai orang tua sering memarahi anak jika anak belajar sambil mendengarkan musik atau tidak bisa diam, padahal hal tersebut merupakan salah satu gaya belajarnya.

Hanrezi Dhania seorang narasumber yang memberikan penjelasan ketika memberikan materi pada Seminar di Sekolah Alam Al Giva bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak masih bayi hingga ke liang lahat nanti, belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) atau yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

“Pada saat belajar, ada interaksi antara orang yang belajar dengan sumber belajar, tanda seseorang belajar adalah adanya perubahan tingkah laku,” tutur Hanrezi Dhania.

Aktivitas dalam belajar antara lain mendengarkan, memandang, meraba, membaui, mencicipi/mengecap, menulis atau mencatat dan membaca. “Penting artinya bagi orangtua maupun guru untuk mengenali dan mengembangkan gaya belajar anak karena setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda dan gaya belajar mempengaruhi prestasi belajar anak,” tuturnya.

Hanrezi Dhania menuturkan faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu internal dan eksternal, internal yang mencangkup fisiologis dan psikologis. Fisiologois misalkan anak yang sakit, hal tersebut akan mempengaruhi gaya belajar anak, selain menjada kesehatan maka tetap harus diperhatikan faktor psikologisnya karena belajar yang efektif jika anak dalam keadaan tenang.

Selanjutnya yang dapat mempengaruhi gaya belajar anak adalah eksternal yang mencangkup lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial adalah keluarga, teman dekat dan lain-lain. Lingkungan non sosial adalah kondisi lain seperti fasilitas yang membuat anak nyaman unutk belajar. “Orang tua perlu memfasilitasi anak dengan meja belajar dan menciptakan ruang belajar yang nyaman,” tuturnya.

Anak perlu belajar karena manusia dapat berkembang lebih jauh dari mahluk lainnya karena kemampuan berubah yang disebabkan oleh belajar, banyak bentuk perkembangan yang bukan hasil belajar, namun kematangan dari potensinya dan belajar menyempurnakan prosesnya. “Belajar memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan bangsa dan kualitas hasil proses perkembangan manusia tergantung pada apa dan bagaimana seseorang belajar,” tuturnya.

Hanrezi Dhania menjelaskan bawah ada 3 gaya belajar kognitif yang dikembangkan oleh Fernald, Orton, Montessori yaitu visual, auditory dan kinestetic atau tactile. Pertama pada siswa dengan gaya belajar visual lebih memilih menggunakan gambar dan pemahaman spasial, mereka dapat dengan baik menggunakan gambar, warna dan peta untuk membangun informasi dan komunikasi dengan orang lain.

Siswa dapat memvisualisasikan objek melalui mata mereka, siswa dengan gaya belajar visual seringkali menggunakan gerakan tangan ketika mendeskripsikan atau mengingat suatu informasi. “Bisa mengingat dengan lebih cepat dan kuat dengan melihat, tidak terganggu dengan suara yang berisik, memiliki hobi membaca, suka melihat sesuatu serta memiliki kemampuan menggambar dan mencatat dengan detail,” tuturnya.

Kedua, pada siswa dengan gaya belajar auditori lebih memilih menggunakan suara dan musik untuk belajar, mereka sering memiliki keunggulan akan nada dan irama, mereka juga menunjukkan keunggulan dalam memori bersifat auditori dan lebih mampu memahami informasi dari diskusi, penjelasan guru, wawancara, mendengarkan cerita dan rekaman suara. “Memiliki kemampuan mengingat dari mendengarkan, senang mendengarkan cerita, suka bercerita atau berdiskusi serta bisa mengulang informasi yang didengar,” tuturnya.

Ketiga, pada siswa dengan gaya belajar kinestetik, lebih suka menggunakan tubuh mereka, tangan dan indra peraba untuk belajar dan memahami dunia si sekitar mereka, mereka menikmati olahraga dan kegiatan fisik lainnya. Siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih memilih belajar dengan melakukannya, mereka dapat dengan baik mengingat kejadian yang berhubungan dengan pengalaman fisik dan emosi dan mereka juga seringkali memerlukan jeda yang teratur dari kegiatan kelas. “Mereka memiliki belajar dengan praktik langsung, banyak bergerak serta menyukai aktivitas pembelajaran yang aktif atau permainan,” tuturnya. (cr6)