25 radar bogor

Anak-anak Desa Terisolasi Mulai Sakit

JAKARTA—Satgas gabungan TNI-Polri berkejaran dengan waktu untuk membebaskan 1.300 warga Desa Kimbely dan Banti, Tembagapura, Papua. Pasalnya, masyarakat menginformasikan anak-anak di kedua desa itu mulai mengalami sakit. Namun, yang mengkhawatirkan tidak ada tenaga medis di dua desa yang diisolasi kelompok kriminal bersenjata (KKB) tersebut.

Kabidhumas Polda Papua Kombespol A. M. Kamal menuturkan, Minggu pagi siang terdapat dua ibu yang turun dari Desa Kimbely. Salah satu ibu itu atas nama Alina Kogoya sedang dalam kondisi hamil dengan usia kandungan sembilan bulan. Dia ditemani saudaranya bernama Penina Pobogau. ”Keduanya baru bisa turun setelah mendapatkan izin dari kepala suku dan KKB,” ujarnya.

Awalnya, Alina ditemani oleh suaminya dan saudaranya. Namun, ternyata suaminya itu tidak mendapatkan izin dari KKB, sehingga terpaksa tidak bisa mengantar istrinya yang dalam kondisi hamil besar. ”Suaminya balik ke desa lagi, dengan terpaksa. Hanya saudaranya itu yang bernama Penina yang mengantar, itu pun sangat kasihan dengan membawa bayi usia satu tahun,” ujarnya.

Dari informasi masyarakat, diketahui bahwa kondisi desa saat ini cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, anak-anak di kedua desa mulai mengalami berbagai penyakit. Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya tenaga medis di puskesmas. ”Beberapa hari lalu, ada tenaga medis, dokter dan perawat di puskesmas di desa itu. Tapi, mereka memilih meninggalkan lokasi saat terdapat penembakan pada mobil ambulans,” tuturnya.

Belum lagi dengan distribusi sembako dari Polri-TNI yang tersendat masuk ke kedua desa. Dia mengatakan, yang mengambil sembako hanya beberapa orang, padahal kondisi alamnya tidak memungkinkan orang bisa membawa banyak sembako. ”Sehingga, kami khawatir kelaparan terjadi di kedua desa,” paparnya.

Di tengah upaya menghentikan isolasi, terjadi penembakan pada mobil patroli di Mile 63. Kendati begitu tidak ada korban dalam peristiwa tersebut. Kamal menuturkan, penembakan terjadi pukul 11.30. Namun, kondisi cuaca saat itu berkabut, sehingga tidak terlihat posisi dan siapa penembak kendaraan tersebut.

Karena kondisi yang semakin genting, Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar mengeluarkan maklumat untuk menekan KKB agar segera menyerah dan tidak lagi melakukan pelanggaran hukum. ”Ini agar KKB dan masyarakat mengetahuinya, maklumat ini salah satu langkah persuasif,” paparnya.(idr)