25 radar bogor

Komitmen Sebarkan Budaya Pancasila

SERIUS: MGMP PPKN Kota Bogor menggelar diskusi tentang penguatan Pancasila di SMA Plus YPHB kemarin.(9/11)

BOGOR-Mengembalikan budaya Pancasila ke generasi muda bukan hal yang mudah. Hal ini yang dirisaukan guru-guru PPKN se-Kota Bogor saat “mengadu” dalam diskusi yang mengusung tema Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Negara Menyongsong Abad Milenium yang dihelat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PPKN Kota Bogor, di SMA Plus YPHB, kemarin (9/11).

Staf Ahli DPD RI Jan Prince Permata mengatakan, diskusi tersebut merupakan inisiatif yang baik dari guru-guru PPKN Kota Bogor, yang ingin terus menghidupkan Pancasila. Karena mereka gelisah bagaimana nilai-nilai Pancasila agar semakin bisa dipahami oleh siswa dan masyarakat.

“Saya tadi menyarankan bagaimana kalau mereka dengan Pemkot Bogor bersinergi untuk memperluas sosialisasi soal Pancasila. Kan tantangan sekarang banyak, misalnya, agar pelajar lebih memahami makna kebangsaan. Ini perlu dikembangkan lebih luas lagi,” pungkasnya.

Dalam paparannya, pria yang juga seorang jurnalis itu menjelaskan tantangan- tantangan negara Pancasila apa saja saat ini. Karena background dirinya ekonomi, maka topiknya pun tak jauh dari soal kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan. “Misalnya, data BPN, 59 persen aset di Indonesia ini dikuasai oleh 1 persen penduduk. Kemudian soal ketergantungan Indonesia terhadap luar negeri,” ucapnya.

Masalah ini membuat masyarakat gelisah. Nah, di sinilah bagaimana Pancasila sebagai ideologi bisa menjawab masalah-masalah itu. Pemerin- tah sendiri, sambung Jan, sudah mengeluarkan Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Meski, dirinya melihat Pancasila ini harus lebih diterjemahkan agar mampu menyelesaikan masa- lah-masalah kekinian. Misalnya, bagaimana Pancasila itu diter- jemahkan menangani kemis- kinan, pengangguran, ketergan- tunagn terhadap luar negri.

“Jadi, itu harus lebih nyata terlihat. Supaya masyarakat merasakan Pancasila itu hidup, dan yang penting menjadi working ideologi, ideologi yang hidup untuk menjawab masalah-masalah tadi,”tuturnya.

Paling tidak, menurut Jan, harus ada pemahaman bersama bahwasanya Pancasila itu bisa menjadi wacana perdebatan publik, sehingga pemerintah di level pusat maupun lokal bisa membuat program untuk memperkuat Pancasila itu sendiri.

“Jadi, maksudnya Pancasila ini harus kelihatan bentuknya. Terutama ke generasi milenial, itu penting sekali,” cetusnya.

Sementara itu, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PPKN Kota Bogor, Joko Pitoyo memaparkan, guru-guru tetap bisa mempertahankan nilai-nilai Pancasila kepada anak didik yang dirasa sudah mulai meluntur, dilihat dari perilaku.

“Oleh karena itu, kami berusaha untuk bagaimana menanamkan nilai-nilai Pancasila itu kepada guru dan kemudian diimplementasikan kepada anak didik. Ini harapan kami, akan terus berkesinambungan,” jelasnya. (wil/c)