25 radar bogor

Yuyun Juriah, Owner Sambal Ma’Cacih, Pedasnya Sampai ke Jepang

Yuyun Juriah, Owner Sambal Ma’Cacih, Pedasnya Sampai ke Jepang (Febi/Radar Bogor)

Untuk menapaki dunia bisnis, terkadang perjalanan panjang dan terjal sering dialami sebagian besar enterpreneur. Namun dengan kerja keras, tidak mudah putus asa, bersungguh-sungguh, dan selalu berinovasi akan mempermudah jalan mencapai kesuksesan. Hal itu pula yang dirasakan Yuyun Juriah.

Berbagai jenis bisnis telah dicoba Yuyun, meski tak selalu berhasil. Yuyun tidak putus asa dan selalu mencoba. Alhasil, kerja kerasnya sekarang sudah membuahkan hasil.

Sempat bekerja di perusahaan swasta selama hampir 12 tahun, pada 2000, Yuyun memutuskan resign dari pekerjaannya karena ingin lebih fokus menjaga sang anak. Yuyun pun berpikir untuk membuka usaha sendiri. Berbagai macam usaha di bidang kuliner bahkan pernah dicobanya, sebelum akhirnya mantap berbisnis sambal.

Saat kumpul keluarga, Yuyun selalu membuat sambal yang resepnya didapat dari sang ibu. Ternyata, keluarganya banyak yang suka dan menyarankannya untuk menjual sambal tersebut.

Sejak kecil Yuyun memang sudah melihat ibunya berdagang, sehingga ada ketertarikan untuk mengikuti jejaknya. Akhirnya Yuyun menuruti saran dari keluarga dan mulai membangun bisnis. “Bagi saya, bisnis adalah tombak hidup di mana perjalanan hidup saya di bisnis menjadikan saya pribadi yang lebih kuat, karena di dalam berbisnis ada misi yang akan saya tuju,” tuturnya

Pada awal 2009, Yuyun mulai memproduksi sambal menggunakan cup. Awalnya Yuyun menjual 20 cup yang dijual ke kerabat dekat, dengan label, kemasan dan peralatan yang masih sederhana. Saat itu, Yuyun sudah mulai rutin memproduksi sambal tersebut.

Sebelum membuat bisnis sambalnya, Yuyun masih awam dengan ilmu berbisnis. Awal membangun bisnis, Yuyun banyak belajar dari Dinas Koperasi dan UMKM. Setelah mengikuti berbagai macam pelatihan, Yuyun banyak mendapatkan ilmu dan lebih mencari tahu referensi dan membuat inovasi dengan bisnisnya.

Pada 2014, setelah banyak mendapatkan ilmu tentang bisnis, sambal Yuyun mulai bertransformasi dari cup ke botol 140gr. “Lamanya proses tersebut, karena awalnya saya belum mengerti ilmu berbisnis. Setelah saya mengikuti banyak pelatihan, saya berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas produk,” tuturnya.

Perubahan kemasan membawa dampak besar bagi usahanya, seperti daya tahan produk yang tadinya hanya bertahan dua sampai tujuh hari, sekarang bisa tahan selama satu bulan di suhu ruang dan tiga bulan di lemari pendingin. Selain itu, area pemasaran juga semakin luas.

Pada 2015, Yuyun mulai mengikuti arus teknologi, Yuyun menggunakan smartphone untuk lebih menunjang bisnisnya. Agar lebih update, Yuyun merambah dunia media sosial dan market place untuk menjual produknya. Berkat media sosial, kini produknya sudah menjajaki seluruh Indonesia sampai luar negeri seperti Australia, Jepang, Arab, dan Moscow.

Pada 5 Juni 2015, Yuyun fokus mengembangkan sambal Ma’Cacih (nama Ma’Cacih berasal dari nama panggilan ibunya yaitu Cacih). Sambal Ma’Cacih memiliki sembilan varian rasa, antara lain sambal terasi, sambal bawang, sambal teri cabe ijo, sambal bajak, sambal terasi with jambal, sambal terasi with cumi, sambal terasi with peda, sambal goreng jengkol dan sambal goreng pete. Diproduksi tanpa bahan pengawet, produksi by order, sebulan bisa memproduksi 300 botol dan memiliki 20 reseller.

Saat ini Yuyun memiliki satu karyawan tetap dan satu karyawan lepas. Untuk menjual produknya, Yuyun memiliki tiga tenda yang berada di dekat rumahnya, melalui bazar di berbagai event di Bogor, media sosial, dan market place.(cr6/c)