25 radar bogor

Berikrar Jauhi Narkoba

BERIKRAR: Bimbim Slank bersama Dandim 0606 Kota Bogor dan warga Kota Bogor berkomitmen untuk terus mengampanyekan antinarkoba. sofyansyah/ radar bogor
BERIKRAR: Bimbim Slank bersama Dandim 0606 Kota Bogor dan warga Kota Bogor berkomitmen untuk terus mengampanyekan antinarkoba. sofyansyah/ radar bogor

BOGOR–Revitalisasi Sumpah Pemuda dan kampanye antinarkoba menjadi cara warga Kota Hujan memperingati Hari Sumpah Pemuda kemarin (29/10). Kegiatan yang digelar di halaman Kodim 0606/Kota Bogor, Jalan Sudirman, tersebut diyakini menjadi simbol perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

.“Pada tahun 1928 anak-anak muda kita mencetuskan mimpi bersama, tentang Indonesia. Justru karena mimpi bersama itu menjadi sebuah mimpi besar. Makanya, 2017, anak muda sekarang harus membuat mimpi baru,” ujar Bimbim Slank yang hadir dalam kegiatan Revitalisasi Sumpah Pemuda.

Kegiatan tersebut dianggapnya sebagai ajang mempersatukan mimpi bersama, khususnya warga Kota Bogor. Acara yang sangaja diselenggarakan oleh para mantan pecandu itu, dianggapnya sebagai ajang refleksi pemuda untuk bisa terhindar dari narkoba. “Boleh dibilang, surganya para drug trafficking itu di Indonesia.

Karena perputaran uangnya sampai triliunan rupiah. Padahal, sebuah mimpi yang semu kalau pakai narkoba, yang ada kita harus membuat mimpi baru,” terangnya.

Dia juga menantang para pemuda Bogor untuk terus melahirkan karya, sebagai wujud menghindarkan keseharian dari barang-barang terlarang.

“Bogor deket banget sama Jakarta. Mulai dari musik, fashion, atau apa pun justru jangan jadi followed-nya Jakarta. Justru kalau bisa Jakarta yang harus nengok ke Bogor,” kata Bimbim.

Sementara itu, Humas Panitia Revitalisasi Sumpah Pemuda, Bambang Yulistyo Tedjo mengatakan, kegiatan tersebut diikuti para mantan pecandu narkoba di Bogor. Pihaknya di-support oleh sebanyak 30 rumah rehabilitasi. “Bogor itu memang dulunya terkenal sebagai kota hujan, kota seribu angkot. Tapi ternyata Bogor juga memiliki tempat rehabitasi paling banyak se-Indonesia,” ujarnya.

Dia menilai cara pemerintah dengan mengkriminalkan pecandu narkoba hingga kini belum menekan angka peredaran narkoba di Kota Hujan. Untuk itu, melalui kegiatan tersebut, pihaknya ingin mengedukasi dan menginformasikan kepada masyarakat Bogor terkait dampak penggunaan narkoba.

“Jadi, selama ini yang kita lihat kebijakan negara untuk memberantas narkotika dengan mengkriminalkan pecandu itu ternyata tidak membuahkan hasil. Jadi, apa yang harus kita lakukan adalah merangkul pecandunya sendiri untuk diberi kesempatan untuk berdaya,” kata Tedjo.

Satu hal yang menurutnya penting untuk diketahui, yaitu jangan sesekali mengonsumsi narkoba. “Tipsnya simpel untuk menghindari narkoba. Jangan ambil yang pertama, karena bagi pecandu itu, satu terlalu banyak, seribu tidak pernah cukup. Jadi, begitu kita ngambil yang pertama, akan ada yang kedua, ketiga, begitu pun seterusnya,” tandasnya.(rp1/c)