JAKARTA–Target pendapatan negara dalam APBN 2018 ditetapkan Rp1.894,7 triliun. Di antara jumlah tersebut, target penerimaan pajak Rp1.618,1 triliun. Angka tersebut naik 10 persen dari proyeksi capaian penerimaan pajak tahun ini senilai Rp1.462,7 triliun.
’’Target ini cukup optimistis, tapi realistis. Kami paham ini butuh kerja keras,’’ kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam sidang paripurna di gedung DPR.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menuturkan, ada berbagai upaya penguatan reformasi perpajakan untuk mencapai target penerimaan tersebut. Setidaknya ada lima upaya penguatan yang membutuhkan perbaikan dari sisi teknologi.
Pertama, melalui dukungan pertukaran data secara otomatis (automatic exchange of informa tion/AEoI). Tujuannya, meningkatkan basis pajak serta mencegah praktik penghindaran pajak dan erosi perpajakan (base erosion profit shifting). Kemudian, penguatan data dan sistem informasi perpajakan serta membangun kepatuhan dan kesadaran pajak (sustainable compliance) melalui e-service, mobile tax unit, KPP mikro, dan outbound call.
’’Kemudian, ada pemberian insentif perpajakan melalui tax holiday dan tax allowance, serta me-review kebijakan exemption tax pada beberapa barang kena PPN,’’ jelasnya. Yang terakhir adalah penguatan SDM dan regulasi melalui peningkatan pelayanan dan efektivitas organisasi. Dari sisi bea dan cukai, Sri Mulyani menyatakan akan terus melakukan pembenahan dan penguatan reformasi.(ken/c4/fal)
