25 radar bogor

Memaknai 89 Tahun Sumpah pemuda zaman now : Modal Jempol, Rp 50 Juta per bulan

Shena dan Sangaji pamer barang dagangan yang dijual secara online.
Shena dan Sangaji pamer barang dagangan yang dijual secara online.

Memang, bisnis yang berawal dari hobi kerap berjalan gemilang. Seperti kisah pertemanan Shena, Satio, dan Sangaji yang sukses berbisnis gitar via online. Mengusung nama Trees Music, keuntungan mereka sangat menggiurkan. Hanya bermodal jempol, Rp50 juta per bulan sudah dalam genggaman.

Apa saja yang dijual Trees Music di akun media sosial mereka? Sekilas tampak sama saja dengan toko musik lainnya. Instrumen gitar, gitar bas, atau aksesori musik lainnya.

Lalu apa bedanya bisnis tiga pemuda ini dengan toko musik pada umumnya? Salah seorang pendiri Trees Music, Shena Ariyandi, mengatakan bahwa mereka tak sekadar berjualan. Bisnis yang dijalaninya ini berbasis komunitas dan kepercayaan.

”Kita nggak cuma jualan gitar. Banyak yang konsultasi juga mengenai masalah gitar atau gear dan kita menerima itu. Nggak harus beli lah. Mau tanya-tanya, ngobrol dari A sampai Z mengenai produk, kita pasti jawab. Atau datang ke showroom kecil kita juga oke. Kalau ada yang mau coba (produk Trees Music),” kata Shena.

Pria kelahiran Bandung itu sedikit ”membongkar’’ gudang Trees Music. Produk yang ditawar­kannya mulai dari yang paling murah sampai yang paling mahal hingga puluhan juta rupiah. Tapi yang pasti, produk Trees Music harus teruji kuali­tasnya. “Keunggulan kami seperti pada tagline Trees Music, yaitu ‘we are here to serve you’,” ungkapnya.

Shena mengatakan, kon­su­mennya datang dari beragam kalangan. Mulai dari anak-anak, musisi pemula sampai profesional seperti artis Pongki Barata. “Dan karena kita online, konsumen bukan berasal dari Bogor saja, tapi Sabang sampai Marauke, bahkan ke Malaysia,” katanya.

Sedikit tips dari Shena untuk para milenial Kota Hujan, untuk mendirikan usaha, harus berani memulai. Banyak ide yang sebenarnya bagus namun tidak direalisasikan karena kurangnya keberanian dan langkah awal untuk memulai. “Jangan takut, modal pasti mengikuti, karena ketika ada kemauan pasti ada jalan,” cetusnya.

Memaknai Sumpah Pemuda, Shena menilai pemuda saat ini harus lebih banyak melakukan aksi ketimbang berbicara.

Pemuda zaman now harus mencontoh dari para pendahulu yang mencetuskan ikrar persatuan dalam Sumpah Pemuda 28 Okto­ber. “Momen Sumpah Pemuda ini harus menjadi motivasi bagi para pemuda untuk berusaha dan berjuang menyampaikan idenya. Jangan cuma main saja, harus lebih kritis,” kata Shena.(cr1/c)