25 radar bogor

Kurangi Sampah 70 Ton per Hari

BEBERSIH: Wali Kota Bogor, Bima Arya, didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Ellia Buntang, mengunjungi TPAS Galuga kemarin (27/10).
BEBERSIH: Wali Kota Bogor, Bima Arya, didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Ellia Buntang, mengunjungi TPAS Galuga kemarin (27/10).

BOGOR–Peran masyarakat Kota Hujan memilah dan mendaur ulang sampah, dinilai efektif mengurangi timbulan sampah di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) hingga 50–70 ton per harinya. Karena itu, Pemkot Bogor terus mendorong warga untuk memilah sampah rumah tangga sebelum dibuang ke TPAS.

“Berdasarkan data, sampah ini sudah berkurang 50–70 ton per hari yang masuk ke sini (TPAS Galuga), karena berbagai program seperti, kegiatan lomba kebersihan antar RT, adanya TPS 3R, Bank Sampah. Jadi, kalau program itu berjalan terus, timbunan di sini bisa dikelola,” ujar Wali Kota Bogor Bima Arya saat meninjau TPAS Galuga di jalan lingkar Galuga, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, kemarin (27/10).

Selain itu, kata Bima, pengelolaan sampah metode sanitary landfill atau membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya dengan tanah, dapat menghilangkan polusi udara. “Jadi, kalau secara rutin sampah ini ditimbun tanah, metode sanitary landfill bisa dilakukan.

Ditanam juga pipa-pipa agar gas metanolnya bisa keluar, sehingga sampah ini tidak dibiarkan. Hal ini harus terus rutin dilakukan agar rapi, dan ini salah satu syarat untuk penilaian Adipura,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Elia Buntang menjelas­kan, metode pengelolaan sampah sanitary landfill adalah sampah yang dibuang kemudian ditutup tanah. ”Tapi, kalau di sini masih menggunakan metode open dumping atau sampah dibuang begitu saja. Untuk di TPAS Nambo itu sudah disiapkan metode sanitary landfill,” ujarnya.

Saat ini pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi sampah yang diangkut ke TPAS Galuga dengan berbagai program pengelolaan sampah di hulu. Namun, hal ini  juga bergantung pada kesadaran masyarakat. “Alhamdulillah, program tersebut efektif dapat mengurangi sampah 50–70 ton per hari,” sebut Elia.

Dia mengungkapkan, perjanjian kerja sama Pemkot Bogor mengenai pembuangan sampah di TPAS Galuga berakhir sampai tahun 2020.

Namun, jika tahun 2019 TPAS Nambo selesai dibangun dan dioperasikan, pembuangan sampah akan dipindahkan. “Tapi kalau memang jadi pindah ke TPAS Nambo, akan ada persoalan baru yang harus dipersiapkan.

Seperti, cost pengiriman, kendaraannya harus diganti, sumber daya manusia (SDM), biaya tol dan hal lainnya,” pungkasnya.

Elia menambahkan, pihaknya berupaya dan semaksimal mungkin agar TPAS tetap bersih. Jadi, bukan berarti tempat sampah itu haruslah kotor. Mulai dari pembuatan taman hingga penghijauan.(wil/c)