25 radar bogor

Bijak Bermedia Sosial Hindari Celaka

BOGOR-Masyarakat terutama kaum hawa di usia muda diminta waspada aksi predator di media sosial seperti Facebook. Seperti yang baru saja terungkap, kasus pembunuhan dan perampokan terhadap Herawati (21), SPG di Lippo Mall Bogor. Para perampok mencari mangsa dengan berburu di Facebook. Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulihin menilai, kurangnya pengetahuan dan tak bijak dalam penggunaan media sosial (medsos) menjadi faktor musabab kejahatan di dunia maya. Yang paling mengerikan, kejahatan tak sekadar penipuan tapi juga pedofilia hingga pembunuhan.

“Dalam dunia cyber kadang sulit untuk mengetahui identitas seseorang, apakah identitas tersebut benar atau tidak. Itu salah satu penyebab terjadinya peristiwa seperti ini (pembunuhan SPG Lippo),” ujar Iqrak kepada Radar Bogor kemarin (26/10).

Kejahatan dunia maya atau cyber crime, lanjutnya, sebenarnya kejahatan konvensional tetapi didukung oleh teknologi baru. Sehingga, jika dahulu orang menipu secara langsung, saat ini mulai bergeser menggunakan medsos. Para pelaku kejahatan cyber, melihat peluang dari medsos untuk mengelabui calon korban. “Saya kira itu yang menyebabkan mengapa pelaku ini cukup sering melakukan tindakan dan banyak korbannya. Karena dia sudah tahu dan memanfaatkan benar peluang itu,” terangnya.

Iqrak mengimbau pengguna medsos bisa lebih cerdas menggunakanteknologi,terutama di dunia maya. “Sebaiknya tidak mudah percaya terhadap orang-orang yang baru diakenal melalui medsos. Karena belum tentu seseorang yangmemperlihatkan profildia dimedsos adalah orang yang sebenarnya,”pungkasnya.

Seperti diberitakansebelumnya, Herawati, warga Kampung Cibeureum, Desa Mulyaharja, BogorSelatan, KotaBogor,dibunuh dengan keji oleh komplotan rampok bermodus ”berburu di Facebook’’ . Penelusuran aparat, komplotan ini sudah tujuh kali beraksi dengan modusyangsama di Jabodetabek.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan, target komplotan itu adalah perempuan-perempuan muda yang mudah diperdaya. Dengan iming-iming berkenalan mengarah ke percintaan, korban pun diajak bertemu. Setelah korban terpedayadan sepakat bertemu, para pelaku melancarkan aksinya untuk merampokharta bendakorban. Untuk menghilangkan jejak, pelaku tak segan-segan menghilangkan nyawa korban.

Dari hasil penyelidikan polisi pula,terungkap Herawati bukan korban pertama komplotanini. Ada tujuh korban dienam lokasi berbeda yang kini tengah didalami. Komplotan ini kerap beraksi di Bogor, Depok, Bekasi, dan Jakarta. “Satu kali dikawasan Taman Mini Jakarta Timur,satu kali di BSD Tangerang, dan di pengasinan Depok. Modusnya sama, kenalan via medsos dan mengambil barang korban dan barang dijualkepada penadah,” kata Yusri.(rp2/c)