25 radar bogor

Birrul Waalidain Seleksi Duta Bahasa

JAGO BAHASA: Para siswa saat bimbingan bahasa Inggris. Selain melancarkan bahasa Inggris, kegiatan ini juga untuk memilih duta bahasa.
JAGO BAHASA: Para siswa saat bimbingan bahasa Inggris. Selain melancarkan bahasa Inggris, kegiatan ini juga untuk memilih duta bahasa.

BOGOR–Sebanyak 63 siswa dan siswi Perguruan Birrul Waalidain kembali ikuti kelas khusus pelatihan bahasa Inggris yang menjadi program rutin Birrul. Terbagi menjadi dua kelompok, yaitu reguler dan intensif.

Kali ini menjadi angkatan ketiga setelah dua angkatan sebelumnya telah menghasilkan beberapa orang murid menjadi duta bahasa di Birrul Waalidain. Mereka berkesempatan mengajar adik-adik kelasnya bahasa Inggris dan menjadi pembawa acara di berbagai kegiatan di Birrul Waalidain.
Kepala Pengembangan Bahasa Inggris, Sri Agustini menjelaskan, sebelum dibagi menjadi dua kelompok, anak yang berminat masuk kelas khusus pelatihan Bahasa Inggris diseleksi dengan berkomunikasi atau praktik.

“Seleksinya sederhana, mereka hanya memperkenalkan diri mereka di depan guru dan teman-teman lainnya, tentunya dengan bahasa Inggris. Dari situ kelihatan mana yang sudah berbakat, mana yang baru basic mempelajari bahasa Inggris. Makanya terbentuklah kelas intensif ada 33 anak, dan kelas reguler ada 30 anak,” bebernya kepada Radar Bogor.

Sri mengungkapkan, ada tujuh pembelajaran atau materi yang difokuskan dalam setiap pelatihan di kelas khusus ini. Yaitu pronouns, reading, grammar, speaking, listening, vocabulary dan juga ekspresi. Perbedaan kelas reguler dan intensif, kata Sri lebih pada penekanan di materi speaking. “Kalau reguler baru dasar-dasar dari tujuh materi itu kami ajarkan. Sedangkan yang intensif, sudah penekanan-penekanannya, tapi lebih difokuskan ke speaking-nya,” tambah Sri.

Mereka belajar dari jam 08.00-10.00. Di ujian terakhir, setelah mengikuti kelas bahasa selama sebulan, anak-anak harus berbicara langsung dengan orang asing.

Ketua Yayasan Birrul Waalidain, Memed Jalaludin mengatakan, nanti mereka akan berkunjung ke tempat wisata, atau kedutaan, dan lainnya dan langsung berbicara dengan orang luar negeri. “Bagaimana mereka berbicara, bagaimana mereka mendengar, bagaimana berekspresi. Dalam ujian itu akan sangat terlihat, makanya akhirnya kami pilih ujian seperti itu. Dari situ kami tentukan menjadi duta bahasa,” tutup Memed.(ran/c)