25 radar bogor

Akhiri Dahaga 25 Tahun

JOGJAKARTA – Dahaga juara Indonesia di ajang BWF World Junior Championships berakhir. Kemarin Indonesia mampu menyabet dua emas dalam partai puncak laga-laga nomor perorangan di GOR Among Rogo, Jogjakarta.

Dua medali emas berasal dari sektor tunggal putri dan ganda campuran. Sesuai dengan prediksi, tapi melebihi target PP PBSI yang sebelumnya hanya menjagokan ganda campuran. Meski sesuai prediksi, torehan itu tetap terasa spesial. Sebab, Indonesia terakhir kali merasakan juara di ajang tahunan tersebut adalah pada 1992, 25 tahun lalu!

Ya, 25 tahun lalu Indonesia juga meraih dua gelar. Yakni, melalui Kristin Junita di tunggal putri dan pasangan ganda putra Santoso/Kusno. Sayang, setelah itu Indonesia seolah tak berdaya. Indonesia mengalami paceklik gelar.

Karena itu, kemenangan Gregoria Mariska Tunjung di tunggal putri dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari pada ganda campuran terasa istimewa. ”Luar biasa. Anak-anak bermain lebih fight setelah kalah di nomor beregu pekan lalu,” ungkap Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti.

Kemenangan di nomor tunggal putri terasa paling istimewa. Sebab, selama ini tunggal putri Indonesia kurang diperhitungkan. Kemenangan Gregoria atas wakil Tiongkok Han Yue pada final membuktikan bahwa tunggal putri mulai menunjukkan kebangkitan. ”Mereka akan jadi andalan juga di level senior,” lanjut Susy.

Sejatinya, Indonesia berpeluang meraih tiga gelar juara. Sayang, ganda putri Jauza Sugiarto/Ribka Sugiarto gagal menyumbang emas. Mereka ditundukkan unggulan kedua asal Korea Selatan Baek Ha-na/Lee Yu-rim 21-18, 11-21, 3-11. Kekalahan tersebut tak lepas dari kambuhnya cedera engkel Jauza. (gus/c25/ady)