25 radar bogor

Ada Apa Dengan PPP?

BOGOR-Bakal calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ”kebakaran jenggot’’. Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Jabar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang selama ini didekatinya, berpaling. PPP dikabarkan membangun poros baru bersama PAN dan Demokrat, meninggalkan Emil bersama Nasdem dan PKB.

“Minggu ini saya akan bertemu dengan DPP-nya, sehingga apa pun beritanya, saya kira belum ada konfirmasi karena saya belum bertemu,” ucap Emil, di Pendopo Kota, Jalan Dalemkaum, Kota Bandung, Selasa (17/10).

Dua hari terakhir Emil mengaku terus mencari kebenaran kabar tersebut. Dia juga memastikan komunikasi dengan partai Kakbah akan terus diperkuat. Pekan ini, Emil akan mendatangi langsung kantor DPP PPP untuk kembali merajut komunikasi menyusul sikap DPW yang membentuk poros baru.

“Iya (kedatangan ke kantor DPP PPP untuk mengklarifikasi dinamika politik Pilkada Jawa Barat). Khususnya, bergabungnya PPP dalam poros baru bersama PAN dan Partai Demokrat. Makanya, saya tidak bisa mengonfirmasi karena harus bertemu dulu dengan DPP. Karena kadang-kadang di bawah sama di atas ada yang suka seragam, kadang-kadang disesuaikan,” tuturnya kepada pewarta.

Emil membantah berbeloknya arah dukungan PPP karena minimnya komunikasi dengan petinggi partai. Jika memang komunikasi dirasa kurang, lanjut Emil, ia pun akan lebih intensif menjalin komunikasi.

“Sudah dua kali saya ketemu dengan Ibu Ade (ketua DPW PPP) di Bogor. Cuma, kalau dianggap kurang, ya nanti saya tambahin,” tukasnya.

Ade Munawaroh Yasin menanggapi keresahan Emil dengan santai. Jawaban Ade Yasin bahkan terkesan membenarkan niat membangun poros baru. Ade menyebut, selama Oktober ini, Partai Kakbah belum akan menyatakan dukungan ke siapa pun.“Belum ke mana-mana, (PPP) masih melakukan komunikasi dengan ketua-ketua partai,” sebutnya kepada Radar Bogor kemarin.

Ade juga membantah akan adanya pertemuan lanjutan dengan Emil. Tapi, dia mengingatkan, PPP tak memiliki syarat muluk kepada calon yang bakal diusung di Pilgub Jabar. “Belum ada rencana ketemu. Kita tidak punya syarat khusus, PPP cukup longgar kok,” cetusnya.

Memang, jelang Pilgub Jabar 2018, kepercayaan diri PPP semakin besar. PPP siap berkoalisi dengan partai mana pun, asalkan kadernya diusung sebagai cagub/cawagub Jabar. Sekretaris DPW PPP Jabar Pepep Syaiful Hidayat menambahkan, PPP ingin mendapat kehormatan, baik partai secara institusional, maupun kader secara personal.

Menurutnya, kader PPP yang akan diusung di Pilgub Jabar masih sama dengan nama-nama sebelumnya, seperti Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum. “Belum ada nama baru, masih seperti yang kemarin-kemarin. Seperti Pak Uu Ruzhanul,” sebut Pepep.

Sikap PPP yang memilih bergabung dengan poros baru bersama Gerindra, Demokrat, dan PAN dinilai sebagai bagian dari “drama politik” jelang Pilgub Jabar 2018. Saat “drama politik” itu selesai, PPP diyakini tetap akan mengusung Ridwan Kamil.

“Tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan manuver politik yang dilakukan PPP karena semuanya masih bisa berubah,” tutur Ketua DPW PKB Jabar Syaiful Huda.

Tidak hanya PKB, NasDem pun tidak mengkhawatirkan manuver PPP tersebut. Ketua DPW NasDem Jabar Saan Mustofa memahami dan menilai positif langkah yang dilakukan PPP.
“Ini bagian aksesori demokrasi di Jabar. Mereka (poros baru) mencoba menjalin komunikasi dan kesamaan-kesamaan. Kita pahami dalam kacamata positif. Ini ikhtiar politik untuk mencari cagub terbaik,” ungkap Saan.(ric)