25 radar bogor

gustiansyah, Kabid Dalops Satpol PP yang Raih Juara 3 BNI-ITB Ultra Marathon Lari dari Jakarta hingga Bandung, Kuku Kaki sampai Copot

Selain kesehariannya sebagai Kabid Pengendalian dan Operasional (Dalops) Satpo PP Kota Bogor, Agustiansyah juga aktif dalam olahraga lari. Bukan sekadar aktif, dirinya juga sempat menjuari berbagai kejuaraan lari. Seperti yang diikutinya pada Minggu (15/10). Agus berhasil meraih juara tiga di BNI-ITB Ultra Marathon, dengan jarak tempuh 170 kilometer, dari DKI Jakarta hingga Bandung.

Laporan: Fikri Setiawan

Jarak 170 kilometer memang tidak ditempuhnya seorang diri. Melainkan, secara estfet dengan rekannya dari komunitas Bogor Runners, Robertus. Sehingga, jarak yang menghabiskan waktu 26 jam itu ditempuhnya berdua.

Robertus sampai RM Bumi Aki Ciloto di Kilometer 86, sedangkan sisanya dilanjutkan oleh Agus hingga finis di kampus ITB. “Ini juara saya yang pertama, selama mengikuti tiga lomba. Semuanya saya jalani sampai finis, namun di BNI-ITB Ultra Marathon 170 km ini, alhamdulillah masuk podium 3,” jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin (16/10).

Tidak ada persiapan khusus yang dilakukannya. Tapi, Agus memang rutin melakukan lari dengan jarak tempuh minimal 10 kilometer setiap harinya. Bahkan, untuk menjaga kondisi staminanya, ia kadang berlari ke Gunung Gede dengan beberapa rekannya. “Fokus di dunia lari itu baru-baru sekarang, sekitar Maret 2017 bergabung dengan komunitas Bogor Runners. Kalau ada lomba, yang penting saya bisa salurkan hobi. Urusan juara dan masuk podium hanya bonus,” ujarnya.

Ada pengalaman unik di kejuaraan yang diikuti oleh para alumni ITB itu. Salah satunya, yaitu ketika Agus berada di daerah Cimahi, kilometer 130. Ia sempat terpikir untuk menyerah lantaran frustrasi tak kunjung sampai di tempat tujuan. “Sempat kepikiran ingin menelepon taksi online. Tapi, justru di situ permainan mental dalam race jarak jauh ini, sehingga saya putuskan untuk tetap lari sampai tujuan,” kenangnya.

Tak hanya itu, berbagai penderitaan pun dilaluinya selama berlari. Mulai dari ketiga kuku kakinya yang copot hingga kakinya bengkak dan kapalan. Bahkan, dirinya sempat tertidur sekitar 30 menit di emperan toko sekitaran Padalarang lantaran diserang rasa kantuk.

“Baju saya saja tidak ganti selama lomba, karena proses ganti baju atau sepatu di pos tertentu ini tidak sempat dilakukan. Karena saya kecepatan datang ke posnya, sehingga barang ganti belum sampai. Ini pengalaman luar biasa dalam hidup saya,” kata Agus.(rp1/c)