25 radar bogor

Atap SDN Ciomas 07 Ambrol

BOGOR–Para siswa kelas enam SDN Ciomas 07 terpaksa harus belajar di luar ruangan. Hal itu terjadi setelah atap plafon kelas ambruk kemarin (16/10). Guru SDN Ciomas 07, Aang Julha mengungkapkan, plafon kelas ambruk sekitar pukul 07.15 saat para siswa upacara bendera. “Kelas sedang kosong, tiba-tiba ambruk,” katanya kepada Radar Bogor.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, kondisi ini membuat kegiatan belajar mengajar terhambat. “Plafon yang ambruk menimpa kursi serta lantai, bahkan sempat menimpa siswa yang sedang merapikan kelas,” tuturnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, ambruknya plafon kali ini sudah yang ketiga kalinya. Ia pun khawatir, atap kelas yang lain roboh dan mengancam siswa maupun guru. “Sudah sering roboh. Semoga Pemerintah Kabupaten Bogor segera memperbaiki,” katanya.

Sementara itu, siswa kelas enam SDN Ciomas 07, Muhammad Ridwan mengaku takut dengan kondisi kelas. “Alhamdulilah, masih dilindungi Allah SWT,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan siswa kelas enam lain yang sempat tertimpa plafon, Destina. Saat kejadian, dia sedang mem­bersihkan kelas. “Saya sedang menyapu kelas, langsung jatuh kena kepala, rasanya pusing dan mual,” tuturnya.

Menanggapi masalah tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, TB Luthfie Syam berjanji akan menin­daklanjutinya. “Itu kejadian sudah lama ya, bukan baru. Nanti akan kami anggarkan secepatnya,” ucap dia, kemarin.

Sebelumnya, Luthfie sempat mengungkapkan, berdasarkan data tahun 2016, terdapat 706 ruang kelas dalam kondisi rusak berat di tingkat SD. Sedangkan, tingkat SMP terdapat 253 ruang kelas. Sehingga totalnya ada 959 kelas rusak berat.

“Itu yang rusak berat, karena bisa saja yang sebelumnya rusak sedang akibat bencana alam, bisa mendadak menjadi rusak berat. Tetapi itu untuk kondisi normal,” ungkapnya.

Untuk tahun 2017, sambung Luthfie, terdapat 256 ruang kelas yang dibangun. Ia mengklaim, sekitar 400 lebih ruang kelas yang tersisa saat ini dan direncanakan akan selesai pada 2018. “Kami tidak berbicara kekurangan ruang kelas ya, karena di perkotaan pun banyak kekurangannya. Pertambahan penduduk dan peserta didik dengan ruang kelas tak seimbang,” imbuhnya.

Tahun ini, kata dia, sebanyak 44 sekolah memperoleh revitalisasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Di antaranya, 21 SMPN dan 23 SMP swasta. Selain itu, karena serapan DAK Disdik Kabupaten Bogor dianggap bagus, Disdik men­dapat tambahan kembali untuk pembangunan di luar ruang kelas. “Kami mendapat tambahan lagi Rp3,98 miliar itu untuk beberapa perpusta­kaan, kantin dan toilet,” pungkasnya.(all/rp2/c)