25 radar bogor

Sweeping Anak yang Belum Kebal Campak Geber Imunisasi MR di Hari Terakhir

 

BOGOR–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabu­paten Bogor menggeber vaksinasi di dua hari terakhir program nasional Imunisasi Measless Rubella (MR). Kemarin (12/10) pe­tugas Dinkes mulai dari kepala bidang hing­ga kepala seksi (kasi), turun ke lapangan dan memastikan anak-anak yang belum diimunisasi, segera mendapat vaksin tersebut. Kasi Surveilance dan Imunisasi pada Dinkes Kabupaten Bogor, Adang Mulyana mengatakan, semua petugas puskesmas dan kader posyandu di wilayah turut melakukan sistem jemput bola ke rumah-rumah warga.

Mereka yang didatangi petugas kemudian diberi pemahaman dan diajak ke posyandu atau puskesmas terdekat. “Sebenarnya jemput bola ini sudah kami lakukan sejak awal Oktober. Karena ada perpanjangan waktu, maka saat ini lebih digiatkan lagi,” kata Adang kepada Radar Bogor. Selain unit-unit kesehatan milik pemerintah, sejumlah rumah sakit pun terus-menerus mengingatkan pengunjung untuk memberi putra-putri mereka vaksin MR, secara gratis.

Adang menjelaskan, dari hasil sweeping, terlihat hasil yang cukup bagus. “Sampai saat ini (tadi malam) laporan masih terus masuk. Padahal, biasanya sampai pukul 19.00 WIB data sudah bisa direkap. Sekarang masih terus berlanjut,” jelasnya. Meski begitu, Adang belum bisa memastikan berapa persentase kenaikan hingga Kamis (12/10) ini.

Tapi, ia berani memastikan, target Kabupaten Bogor tinggal sedikit lagi. “Sepertinya sudah melebihi target. Karena kalau menurut pendataan Dinkes, tinggal 0,6 persen lagi untuk mencapai 95 persen. Mudah-mudahan paginya bisa kita rekap agar terlihat hasilnya,” ungkapnya.

Adang berharap, setelah dilakukan perekapan, Kabupaten Bogor bisa mencapai target atau bahkan melebihinya. Dia mengingatkan, imunisasi harus berjalan secara merata di seluruh kecamatan. Karena jika merata maka kemampuan daya lindung masyarakat di wilayah juga bisa terjaga.

“Kalau yang merata itu ada di kecamatan sekitar 95 persen, jadi, kita bisa yakin bahwa itu bisa terlindungi,” tukasnya. Bupati Bogor Nurhayanti mengamini pernyataan itu. Menurut Yanti -sapaan Nurha­yanti- sasaran Kabupaten Bogor memang paling besar di Jawa Barat, sesuai jumlah penduduk dan luasan wilayah. Berdasarkan proyeksi sebanyak 1.586.108 anak yang harus diimunisasi di bumi Tegar Beriman.

Sementara capaian hingga pekan ini sudah 86,46 persen. “Upayanya, kami sweeping ke daerah-daerah yang capaiannya rendah,” kata Yanti.  Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya kembali menegaskan bahwa pihaknya telah menginstruksikan Dinkes untuk mengejar ketinggalan program vaksin MR. Diakuinya, masih ada beberapa kelurahan di bawah target yakni Kelurahan Gunungbatu, Kelurahan Curug, dan Kelurahan Babakanpasar.

“Sisa dua hari ini akan kita maksimalkan,” tegasnya. Sebelumnya, Direktur United Nations Children’s Fund (UNICEF) untuk Area Pulau Jawa, Arie Rukmantara mengatakan, hingga 10 Oktober, Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) mencatat capaian pemberian vaksin di Pulau Jawa sudah menembus angka 99,73%. Sedangkan data dari daerah mencatat sudah 98,05 persen.

“Jawa Barat sudah mencapai target, tetapi masih ada daerah yang terus kami dorong,” ujar Arie dalam kunjungannya ke Graha Pena Radar Bogor, di Jalan KH Abdullah Bin Nuh, Rabu (11/10). Data dari Pusdatin, kata Arie, ada tiga daerah yang belum men­capai angka 95%, yakni Kabu­paten Bogor mencapai 85,93%, Kota Bekasi 82,22%, dan Kota Depok 81,35%.

Meski demikian, Arie menegaskan bahwa masalahnya bukan soal data. Unicef menyoroti penting­nya pemberian vaksin MR terhadap semua anak di Indonesia. “Imunisasi itu adalah hak anak. Maka, anak harus mendapat perlindungan kesehatan,” tegasnya. Terlebih, pada Pasal 28B ayat 2 UUD 1945 menyatakan, setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 juga disebutkan, setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi. Dia pun gencar menyampaikan pentingnya anak-anak usia antara 9 bulan–15 tahun mendapat vaksin MR.

Banyak manfaat yang bisa didapat dari vaksin MR, di antaranya, meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara cepat. Selain itu, memutuskan transmisi virus campak dan rubella serta menurunkan angka akibat penyakit ini. “Campak dan rubella menular dan dapat menyebabkan cacat dan kematian,” ujarnya.

Arie juga mengingatkan bahwa imunisasi adalah cara untuk mencegah anak terhindar dari cacat atau penyakit mematikan dengan biaya efektif. Sehingga orang tua seyogianya memberikan hak putra-putri mereka mendapat jaminan kesehatan, melalui pemberian vaksin MR.

Arie meminta masyarakat memanfaatkan pemberian vaksin MR secara gratis ini. Sebab, jika melakukan vaksin sendiri, biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal. “Pada periode ini, pemerintah mengeluarkan dana hampir Rp900 miliar untuk vaksin MR yang diperpanjang hingga 14 Oktober. Mari manfaatkan kesempatan yang tinggal beberapa hari ini,” pintanya.(rp2/d)