25 radar bogor

Langkah Indonesia Terhenti

GAGAL: Pasangan ganda putri, Jauza Fadhila Sugiarto dan Ribka Sugiarto, berjuang keras untuk meraih kemenangan, meski gagal di tangan pasangan Tiongkok.
GAGAL: Pasangan ganda putri, Jauza Fadhila Sugiarto dan Ribka Sugiarto, berjuang keras untuk meraih kemenangan, meski gagal di tangan pasangan Tiongkok.

YOGYAKARTA–Timnas In­do­nesia harus rela mengubur mim­pi tampil di semifinal Kejuaraan Dunia Junior 2017. Da­lam perempat final di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Kamis (12/10) siang, Indonesia kalah dari Tiongkok 1-3.

Di partai pertama, Indonesia tertinggal setelah ganda putra Adnan Maulana/Muhammad Shohibul Fikri kalah dari Fan Qiuyue/Wang Chan 21-13, 18-21, 15-21 dalam waktu 47 me­nit (statistik BWF).

Tunggal putri Gregoria Maris­ka Tunjung menyamakan kedudukan setelah menang dari Han Yue dua game lang­sung 21-17, 21-17 dalam waktu 35 menit.

Pasukan Merah Putih kembali tertinggal setelah tunggal putra Gatjra Piliang menyerah rubber game dari Yupeng Bai 21-16, 15-21, 13-21 dalam durasi satu jam tiga menit.

Ganda putri Indonesia, Jauza Fadhila Sugiarto/Ribka Sugiarto yang turun di partai keempat tak kuat menanggung beban harus menyamakan kedudukan.

Jauza/Ribka kalah dari Liu Xuanxuan/Yuting Xia 9-21, 15-21 dalam waktu 33 menit. Skor pun menjadi 1-3 buat Tiongkok.

Tim Negeri Panda pun berhak ke semifinal ber­ha­dapan dengan pemenang antara Jepang versus Thailand, yang saat berita ini diracik skor masih sama kuat 2-2.

Manajer tim junior Indonesia, Susy Susanti pun angkat bicara mengenai capaian timnya tersebut. “Hari ini kami harus mengakui keunggulan tim Tiongkok. Seperti yang sudah diprediksi, kans kita ada di tunggal putri, ganda putri dan ganda campuran. Tapi di susu­nan pemain mereka ada yang rangkap. Tim Indonesia sendiri pasti juga sedih. Karena kami berharap bisa lolos,” kata Susy dalam surat elektronik PBSI.

Dengan mengandalkan tiga nomor tersebut, Susy menam­bahkan, Indonesia sebenarnya punya peluang untuk menang di ganda putra dan tunggal putra. Penampilan dua wakil ini cukup baik di set pertama. Namun pada set kedua dan ketiga, mereka gagal menga­man­kan ke­me­nangan­nya.

“Ganda putra sebenarnya ada kesempatan. Set pertama, Adnan/Fikri bisa memberikan perlawanan, mereka bisa menang. Tapi sayang, di set kedua saat poin kritis agak sedikit tegang. Set ketiga mereka di bawah tekanan. Tunggal putri, Gregoria bisa tampil maksimal. Sayang, di sektor tunggal putra, kita sebenarnya punya kesem­patan,” urai Susy.

Di sektor ganda putri, Susy me­nyebut bahwa sebenarnya Indo­nesia berharap bisa me­nyamakan skor 2-2. Tapi sayang, sejak awal mereka tertekan, sehingga Jauza/Ribka tidak bisa mengeluarkan permai­nan de­ngan maksimal.

Penampilan setiap atlet yang diturunkan, tak luput dari perhatian Susy. Ia mengatakan sudah membuat catatan khusus dari permainan para atlet tersebut. Susy juga berharap, di nomor perorangan nanti, junior Indonesia bisa bermain lebih baik lagi.

“Stamina, konsentrasi, fokus, keyakinan dan keberanian, saya rasa itu yang menjadi kendala kami di pertandingan beregu kali ini. Mudah-mu­dahan di perorangan nanti, bisa menjadi masukan dan evaluasi agar lebih baik lagi,” pungkas Susy.

Asa Indonesia meraih gelar Kejuaraan Dunia Junior masih terbuka dari sektor perorangan yang mulai digelar Senin (16/10) depan.(adk/jpnn)