25 radar bogor

Kantor Kemendagri Diserang

JAKARTA– Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) diserang pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tolikara nomor urut 3, John Tabo dan Barnabas Weya. Akibat peristiwa tersebut, tujuh orang petugas pengaman dan pegawai mengalami luka-luka ringan, dan tiga di antaranya harus dijahit akibat robek di kepala dan tangan. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB.

Pemicunya, adalah kekecewaan massa saat hanya ditemui Dirjen Otonomi Daerah (Otda) dan Dirjen Politik dan Pemerintahan (Polpum). Massa yang sudah hadir sejak lebih dari sepekan terakhir itu, kemarin ngotot ingin bertemu Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Tanpa basa-basi, mereka merengsek ke dalam kantor.

Di situ, sejumlah pot bunga dan kaca mobil dipecahkan. Tak pelak, aksi saling lempar pun terjadi. Sebelum pihak kepolisian dari Polsek Gambir datang untuk membubarkan massa aksi. Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Sumarsono mengatakan, massa pendukung pasangan calon John Tabo-Barnabas Weya itu ingin menyampaikan aspirasinya terkait Pilkada Tolikara 2017.

Mereka tidak puas dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memenangkan pasangan nomor urut satu, Usman Wanimbo dan Dinus Wanimbo. Sumarsono menjelaskan, pihaknya selalu terbuka dengan aspirasi yang disampaikan masyarakat. Hanya saja, tidak semua keinginan bisa langsung dipertemukan dengan Mendagri.

Kebetulan, kemarin mendagri sedang bertugas di luar daerah. “Ditemui dua dirjen eselon satu itu sudah bagus. Biasanya hanya estaf eselon tiga atau kepala humas,” ujarnya dalam konferensi pers usai peristiwa di kantornya. Terkait tuntutan massa, pria yang akrab disapa Soni itu mengaku sulit untuk memenuhinya. Pasalnya, MK sudah memutuskan menolak gugatan pasangan calon nomor tiga dan memenangkan calon nomor satu. Sementara putusan MK bersifat final dan mengikat.

“Mendagri pasti akan SK (menetapkan bupati) sesuai putusan MK,” imbuhnya. Dia juga meminta masyarakat untuk berdewasa dalam berdemokrasi. Dalam setiap kontestasi, harus siap menang dan kalah. Dirjen Polpum Soedarmo menambahkan, pihaknya membantah kecolongan dengan adanya penyerangan tersebut.

Massa, kata Darmo, bisa masuk karena memang akan ditemuinya bersama Dirjen Otda. Namun karena tidak puas, mereka justru berulah di dalam. “Pamdal juga berupaya persuasif dengan mengajak damai,” ujarnya. Sementara itu, Mendagri Tjahjo Kumolo dalam keterangannya mengaku sudah menemui massa dua kali. “Pertama saya terima di ruang kerja menteri dan se­malam (selasa malam) saya terima di depan Kantor Kemen­dagri,” ujarnya melalui pesan singkat. (far)