25 radar bogor

Aliran 1.500 Pelanggan Terganggu

CEK KEBOCORAN: Wali Kota Bogor, Bima Arya didampingi direksi dan pegawai PDAM Tirta Pakuan, mengecek pipa bocor yang ada di Pasar Anyar, kemarin. Kebocoran ini membuat aliran air ke ribuan pelanggan PDAM terganggu. Nelvi/radar bogor.
CEK KEBOCORAN: Wali Kota Bogor, Bima Arya didampingi direksi dan pegawai PDAM Tirta Pakuan, mengecek pipa bocor yang ada di Pasar Anyar, kemarin. Kebocoran ini membuat aliran air ke ribuan pelanggan PDAM terganggu. Nelvi/radar bogor.

BOGOR–Sudah seminggu ini, ribuan pelanggan PDAM Tirta Pakuan teriak. Pelayanan air bersih dari perusahaan pelat merah tersebut mampet. Gara-gara bocornya pipa AC 8 inci di sekitar Pasar Anyar, Jalan MA Salmun. Dampaknya, ada 15 wilayah dengan jumlah 1.500 pelanggan yang tidak mendapat­kan pelayanan air secara maksimal.

Kondisi itu membuat Wali Kota Bogor Bima Arya langsung mengumpulkan semua direksi PDAM, dalam rapat evaluasi penanganan kebocoran, di ruang Paseban Punta, Balaikota Bogor, kemarin (3/10). Menurut dia, dibutuh­kan beberapa hari untuk dapat mengidentifikasi penyebab matinya aliran air ke warga.

“Berdasarkan laporan warga secara fisik dan alat yang dimiliki PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, permasalahan matinya aliran disebabkan kerusakan dan lepasnya salah satu pipa PDAM Kota Bogor yang berada di Pasar Anyar, dekat pintu lintasan kereta api Jalan MA Salmun,” paparnya.

Rusaknya pipa tersebut, sambung Bima, dikarenakan pipa yang ada merupakan pipa warisan yang kondisinya sudah cukup tua, sejak 1974. Di antara semua keluhan dan aduan, kerusakan yang sekarang dialami adalah yang terbesar, karena usia pipa yang sudah tua.

“Setiap hari sebetulnya ada 10-15 titik laporan kebocoran. Tapi, itu kebocoran minor yang biasanya langsung ditangani. Namun, ini (kebocoran MA Salmun) adalah yang terbesar di antara semuanya,” ucapnya.

Dari data yang dia miliki, ada 140 kilometer pipa tua warisan Colombo Plan yang sekarang sedang bertahap diganti seluruhnya. Untuk sementara, 35 kilometer sudah terganti. Artinya, masih ada 105 kilometer pipa yang berusia tua. “Nah, ini bertahap melalui APBD (penyertaan modal), sudah kita anggarkan,” ucapnya.

Hanya, suami Yane Ardian itu meminta tiga hal yang harus bisa dipastikan PDAM. Pertama, sistem untuk mendeteksi kebocoran harus lebih cepat. Kalau kemarin perlu beberapa hari, ke depan dengan alat yang baru (hasil kunjungan ke Belanda) yang sedang dikembangkan, bisa cepat mendeteksi ketika ada kebocoran.

Kemudian, delivery. Ketika pipa bocor, otomatis aliran air ke warga terganggu atau mati. Nah, sistem yang digunakan harus siap segera memberikan suplai air kepada warga menggunakan reservoir sementara. “Saya minta temporary reservoir untuk ditambah guna antisipasi. Kenapa, karena perbaikan 105 kilometer ini (pipa tua) agak lama. Bisa satu dua tahun. Dalam waktu itu, bisa mungkin terjadi hal seperti ini. Karena itu, sistem delivery-nya harus cepat,” imbuhnya.

Lalu, soal sosialisasi kepada warga. Warga pasti bertanya, apa yang terjadi dan apa tindakannya. Apakah soal maintenance, atau kerusakan dan lainnya. Dia meminta hal tersebut untuk diperbaiki, sehingga tidak cukup hanya melalui media. Namun harus tatap muka. “Seperti misalnya, setelah dicek ada 15 titik kebocoran. Dirinya meminta untuk segera berkoordinasi dengan camat dan lurah,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Deni Surya Senjaya mengatakan, gangguan pelayanan terjadi akibat adanya kebocoran pipa AC 8 inci di Jalan MA Salmun.

Bocornya pipa yang ditanam sejak 1.974 itu, akibat pipa tidak mampu menahan getaran dari tumpukan sampah sehingga membuat pipa patah. “Pengaruh dari patahan ini, reservoir di Pajajaran dan Merdeka tidak pernah penuh dan membuat pengaliran di Jalan Indraprasta, Ardio, Abesin, dan Cimanggu tidak mengalir,” ujarnya.

Ia menuturkan, PDAM Tirta Pakuan sudah membuat beberapa rencana penanganan, baik produksi maupun distribusi. Pada penanganan produksi, PDAM akan mengoptimalisasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Dekeng 1 dan 2 (penambahan kapasitas), melakukan pengadaan dan pemasangan meter induk produksi, pengadaan pompa di Intake Cipaku dan optimalisasi IPA, pengadaan IPA Portable dan IPA 10 lt/dt di Kota Batu. “Kami juga akan lakukan penanganan permasalahan sampah melalui pemasangan Screen Sampah,” katanya.

Sedangkan penanganan distribusi, lanjutnya, PDAM Tirta Pakuan akan mengganti meter induk distribusi, pemasangan alat level control di reservoir, pengadaan air valve, pengadaan reservoir portable, pembentukan distric meter area (DMA), pemasangan PRV di lokasi-lokasi tertentu, pemasangan tangki hydrant umum (TAHU).

“Kami juga akan mengganti pipa AC sepanjang 100 km dari total 132 km. Sudah dilaksanakan sepanjang 32 km. Serta menambah kebutuhan kapasitas reservoir sesuai dengan jumlah pelanggan,” terangnya.(wil/c)]