25 radar bogor

Dibacok saat Berangkat Sekolah

BOGOR–Andika Febriana (16) dan Amar Dany (16) terpaksa tidak bisa mengikuti proses belajar di sekolahnya kemarin (2/10). Siswa kelas X SMA Negeri 2 Bogor itu, terpaksa harus dirawat di rumah lantaran diserang ketika hendak berangkat ke sekolah.

Keduanya dibacok oleh lima orang tak dikenal dengan senjata tajam yang menumpangi tiga sepeda motor. Menurut Wakil Kepala SMAN 2 Bogor Bidang Kesiswaan, Dede Sahidin, pasca kejadian, kedua korban langsung dibawa pulang ke Perumahan Tasmania, Kecamatan Bogor Utara, kediaman Andika.

Andika adalah korban yang bisa dibilang paling banyak lukanya. Di antaranya, luka bekas sabetan benda tajam di tangan kiri dan dengkul sebelah kanan. Sedangkan Dany, hanya luka ringan berupa lebam karena tertimpa sepeda motor yang ia bawa.

“Keterangan yang saya terima, korban diserang dengan celurit dan stik golf, saat melintas di Jalan Sukaresmi sekitar jam 06.30. Tiga motor yang mengangkut lima orang itu, mencegat korban tepat dekat persimpangan Jalan Sholis. Sudah diintai dari jauh,” ujarnya ketika ditemui Radar Bogor, kemarin (2/10).

Pelaku yang berseragam sekolah itu tidak dapat dikenali berasal dari sekolah mana. Karena saat beraksi, lima remaja nekat itu mengenakan sweater. “Keduanya melakukan perlawanan. Mungkin kalau tidak bisa tewas,” tuturnya.

Kini, korban tengah dirawat di kediamannya masing-masing. Dede mengimbau kepada seluruh siswa SMAN 2 Bogor untuk tidak terpancing, sehingga melakukan aksi balasan. Sebab, pelakunya hingga kini belum diketahui. “Anak-anak SMAN 2 jangan sampai terpancing. Ini murni kriminal. Kami juga tidak ada masalah dengan sekolah lain. Karena itu, kami sedang mencari akar permasalahannya kenapa ada penyerangan seperti ini,” terangnya.

Dia me-warning agar siswa SMAN 2 Bogor sementara tidak melewati Jalan Sukaresmi yang tembus ke Cilebut (lokasi kejadian penyerangan). Karena memang, diakuinya, jalan tersebut terbilang sepi dilintasi orang. “Mudah-mudahan ke depannya tak ada lagi korban seperti Andika dan Dany. Kita imbau kepada siswa dan siswi SMAN 2 untuk hati-hati,” ucapnya.

Mengenai kelanjutan kasus ini, pihaknya menyerahkan kepada orang tua murid untuk melaporkannya ke pihak kepolisian. Namun, dirinya lebih condong untuk diselesaikan secara bermusyawarah, jika pelakunya sudah ditemukan. “Kalau lapor ke polisi mungkin ini wewenangnya orang tua. Tapi selagi bisa damai, kita usahakan damai secara kekeluargaan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kapolsek Tanah Sareal Kompol Muis Effendi mengatakan, pihaknya langsung terjun ke tempat kejadian perkara (TKP) ketika mengetahui kabar tersebut. Namun, berdasarkan hasil penelusuran beberapa orang di sekitar TKP, tidak ada yang melihat peristiwa tersebut. “Kami sudah terjun ke TKP, sudah tanya juga ke beberapa orang di sana. Tapi tidak ada yang melihat,” ungkapnya.

Ia menyayangkan, pihak korban hingga kemarin (2/10) sore belum melaporkan kasus tersebut kepada Polsek Tanah Sareal. Padahal, laporan tersebut nantinya bisa dikembangkan sebagai bahan penelusuran lanjutan.

Terpisah, Ketua Satgas Pelajar Kota Bogor, Muhammad Iqbal mengungkapkan, Kota Bogor masih belum steril dari aksi kenakalan remaja. Terlebih, aksi tawuran pelajar masih mendominasi. Pihaknya mencatat, tahun ini ada satu kasus aksi tawuran pelajar. Sementara tahun-tahun sebelumnya, 2015 dan 2016, masing-masing ada delapan kasus tawuran.

Iqbal mengatakan, untuk mensterilkan Kota Bogor dari aksi tawuran pelajar, perlu adanya sinergi antara orang tua murid dan sekolah. “ Orang tua harus selalu komunikasi dengan anak. Begitu juga dengan sekolah sebagai tempat membina anak,” paparnya.(rp1/c)