Organisasi ini bermula pada zaman Belanda sebagai Seksi Wanita dari Persatuan Dokter Indonesia (Dames Afdelinh van de Vereniging voor Indonesiche Geneeskudingen), lalu pada Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Semarang, 19-28 Desember 1854, para istri dokter mengadakan pertemuan yang berkaitan dengan penyampaian konsep dan persiapan pembentukan organisasi istri dokter secara nasional.
Bertepatan dengan Hari Ibu pada 22 Desember 1954, lahirlah keputusan untuk mendirikan organisasi Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI).
Ini adalah satu-satunya wadah yang menghimpun para istri dokter Indonesia yang bergerak di bidang medik sosial berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong serta merupakan pendamping dan mitra sejajar IDI.
Tujuan dari pembentukan IIDI adalah terwujudnya hubungan erat antaristri dan Warakawuri Dokter Indonesia, mantapnya persatuan dan kesatuan dalam mendayagunakan potensi para istri dokter Indonesia untuk menjadikan keluarga dokter sebagai keluarga teladan, yang berpola hidup sehat di dalam masyarakat.
Awalnya, di Bogor hanya ada satu IIDI. Kemudian pada 1998 tidak lama setelah IDI cabang Kabupaten Bogor terbentuk, berdirilah IIDI cabang Kabupaten Bogor. Visi dari IIDI adalah merupakan sarana untuk turut berperan serta dalam mewujudkan masyarakat sehat dan sejahtera, bersifat kekeluargaan, sosial dan gotong royong, serta berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
Selain itu, kata Ketua IIDI cabang Kabupaten Bogor Yuyu Yulia Surahman, misi dari IIDI menghimpun para istri dan Warakauri Dokter Indonesia untuk berperan serta aktif dalam kegiatan organisasi, menunjang kegiatan IDI dalam bidang medik sosial, memberdayakan kemandirian perempuan untuk mencapai kesetaraan gender, berperan serta dalam menanggapi berbagai masalah medik sosial khususnya yang dialami kaum perempuan dan anak-anak, menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan organisasi wanita lainnya yang bertujuan sama dan berperan serta menciptakan generasi penerus bangsa yang teguh di dalam IMTAQ serta tangguh dalam IPTEK.
“Saat ini jumlah anggota IIDI cabang Kabupaten Bogor ada 47 orang. Di dalamnya terdapat 18 pengurus, ada yang bekerja sebagai dokter, bekerja di instansi, ibu rumah tangga, dan lain-lain. Selain aktif bertemu satu bulan sekali, kami juga aktif berkomunikasi di WhatsApp membahas program kerja, bersilaturahmi dan membahas berita-berita terbaru,” tutur Yuyu Yulia Surahman.
Sebagai pelindung dan penasehat, lanjut Yuyu, adalah Erita Yulia Yoeswar, Herawati Dian, dan Usanti Sindia A. Permana. “Untuk pergantian kepengurusan dilakukan tiga tahun sekali dan bisa dua kali masa bakti, untuk pemilihan ketua dilakukan musyawarah,” tandasnya.
Setiap bulan, IIDI cabang Kabupaten Bogor mengadakan pertemuan rutin dan arisan sebesar Rp150.000. Uang tersebut sudah termasuk menyetor kepada pengurus besar sebesar Rp5.000 per orang, konsumsi, dan keperluan organisasi lainnya. Untuk menjadi anggota dari IIDI cabang Kabupaten Bogor tidak ada persyaratan khusus, kecuali wanita yang memang istri dokter di Kabupaten Bogor dan mendaftarkan dirinya ke sekretariat di Jl. KSR. Dadi Kusmayadi No 1, Desa Tengah, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.(cr6/c)