25 radar bogor

MWA Cari Rektor Socio-Technopreneur

BOGOR–Nasib Institut Pertanian Bogor (IPB) lima tahun ke depan tengah dipertaruhkan. Di tangan Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, satu dari enam bakal calor rektor (BCR) akan dipilih untuk menduduki kursi IPB 1. Siapakah yang layak memimpin kampus pertanian?

“Nanti tergantung gagasan yang mereka buat. Dari gagasan dalam bentuk tulisan itu, akan dipilih tiga orang. Setelah tiga, dibawa ke tempat kami di MWA untuk dipilih satu. Untuk sekarang MWA belum terlibat sama sekali dalam pemilihan BCR,” ujar Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, Mukhlis Yusuf.

Mukhlis mengatakan, saat ini bola berada di tangan Senat Akademik (SA) yang akan mengerucutkan gagasan enam nama BCR, yakni Dr Agus Purwito, Dr Arif Satria, Prof Hermanto Siregar, Prof Luki Abdullah, Prof M. Yusram Massijaya, dan Prof Yonny Koesmaryono. Keenamnya akan diminta memaparkan gagasan dan pemikiran mereka untuk kampus IPB.

MWA sendiri, sambung Mukhlis, memiliki tugas yang tak kalah jauh lebih penting, yakni menentukan satu nama terpilih yang akan menjadi Rektor IPB periode 2017-2022. MWA memilih dengan berbagai dimensi dan pertimbangan, terkait dengan fungsi leader IPB sebagai badan hukum milik negara (BHMN).

“Ya, ada leadership, aspek-aspek yang terkait dengan interorganisasional. Kan MWA juga ada menteri, 35 persen suara. Ada hubungan dengan kepentingan nasional, kaitan dengan masyarakat. Kan ada empat orang MWA berasal dari masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut Mukhlis mengatakan, untuk enam nama yang terpilih, terdapat dua doktor dan empat profesor. Mukhlis berharap, tiga BCR yang disodorkan ke MWA mewakili kepentingan atau sudut pandang IPB ke depan sebagai kampus socio-technopreneur. “Tentu bukan semata-mata scientific academic, tapi juga jiwa kepemim­pinan, membangun sinergi, kemampuan untuk memiliki interpersonal, menggalang sumber daya di luar,” jelasnya.

MWA menghargai pertimbangan dari SA yang telah mengerucutkan 24 nama menjadi hanya tiga BCR. SA dianggap telah memiliki kriteria dan pertimbangan yang matang, sedari awal tahapan hingga pemilihan rektor 15 November mendatang.

“Pemilihan 15 November nanti sidang yang diatur oleh Statuta IPB. Sistemnya voting, dengan anggota MWA sekitar 14-16, salah satunya Menristek Dikti,” tukasnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia Pilrek IPB, Erica Laconi, menjelaskan bahwa penjaringan enam BCR dilakukan melalui sidang pleno SA yang diikuti lebih dari 50 anggota.

Para BCR akan mengikuti tahapan selanjutnya yakni membuat tulisan tentang gagasan atau pemikiran rencana strategis IPB 2017–2022. “Nanti pada 2 Oktober, tulisannya diserahkan dan dibagikan ke seluruh anggota SA IPB. Barulah 9 Oktober dipresentasikan,” jelas Erica.

Rektor baru IPB akan diketahui 15 November mendatang setelah melewati sidang paripurna yang akan memilih satu calon rektor secara musyawarah mufakat oleh Majelis Wali Amanat (MWA) IPB. “Sesuai jadwal, 15 Desember pelantikan Rektor IPB periode 2017–2022,” imbuhnya.(wil/rp2/rah/d)