25 radar bogor

Komnas PA: Cabut Predikat Kota Layak Anak!

Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, ikut geram mendengar kabar kekerasan yang menimpa bocah MJS. Arist pun mempertanyakan kelayakan predikat Kota Layak Anak yang baru saja diterima Kota Bogor. “Bogor belum layak mendapat predikat tersebut, harus dicabut. Belum layak anak. Bogor menyimpan berbagai masalah anak-anak yang nggak bisa diselesaikan oleh Wali Kota dan Bupati Bogor,” tegasnya ketika dihubungi Radar Bogor kemarin.

Menurut Arist, Bogor belum ”layak anak’’ karena masih ada masyarakat yang melakukan tindakan kejahatan kepada anak-anak. Termasuk sikap-sikap pembiaran kekerasan terhadap anak di lingkungan sekitar. “Misalnya, membiarkan kekerasan masih terjadi di lingkungan sekolah. Ada data-data yang perlu disinkronkan lagi, pokoknya belum layak untuk anak. Lebih baik dicabut saja predikat tersebut,” tukasnya.

Sementara itu, psikolog anak dari Rumah Cinta Bogor, Retno Lelyani Dewi melihat fenomena kekerasan yang menimpa MJS sebagai tumpulnya rasa asih, asah, dan asuh orang tua serta masyarakat terhadap anak. Baik anak kandung maupun anak bangsa. Retno pun mengaku miris mendengar masih saja ada kasus kekerasan anak di kota berpredikat Kota Layak Anak ini.

“Artinya, masyarakat belum memiliki kepahaman dan kesadaran penuh tentang konsep Kota Ramah Anak. Baru sebatas slogan. Sedihnya, hanya saat akan ada penilaian, seolah semuanya baik. Nyatanya, kasus penganiayaan anak masih dialami oleh anak-anak di Kota Bogor. Butuh media untuk mengedukasi orang tua dan anak agar lebih mengetahui hak-hak anak,” cetusnya.

Sosiolog Universitas Indonesia, Geger Riyanto menambahkan, anak adalah makhluk paling rentan dan tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Sementara pelaku kekerasan, apa pun motifnya, akan memilih sasaran yang minim ancaman balasan atau aduan. Itu mengapa anak kerap kali menjadi korban.

“Makanya, kekerasan biasa terjadi dari orang yang punya kuasa ke orang yang tidak punya kuasa. Atasan ke bawahan, senior ke junior. Dan akhirnya yang paling lemah, yang paling tidak bisa melawan, ya, anak-anak. Ini mungkin bisa menjadi masukan buat survei ini di tahun-tahun mendatang, terkait Bogor Kota Layak Anak,” tukasnya.(cr6/c)