25 radar bogor

Lagi, Bom untuk Jokowi

CIREBON–Kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Cirebon kemarin mendadak heboh. Beberapa jam sebelum pesawat presiden mendarat, polisi mendeteksi dan langsung membekuk seseorang yang diduga hendak melakukan aksi teror, tepat di area luar Bandara Cakrabuana (Penggung), Kota Cirebon.

Sejumlah senjata diamankan dari tangan terduga teroris yang diketahui bernama Imam Mulyana (IM) asal Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.

Ini adalah kali kedua polisi membekuk jaringan teroris yang menyiapkan bom dengan target pemimpin negara. Agustus 2017 lalu, jaringan teroris Antapani Bandung juga telah menyiapkan bom kimia untuk Istana Negara.

Sementara penangkapan IM tepatnya tiga jam sebelum rombongan Presiden Jokowi mendarat di Bandara Cakrabuana. Rombongon itu menggunakan dua pesawat. Masing-masing jenis CN295/A2908 yang mendarat sekitar pukul 17.33, dan pesawat jenis CN295/A2909 yang mendarat sekitar pukul 17.42.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto membenarkan bahawa pihaknya menangkap terduga teroris tersebut. Menurut kapolda, IM saat itu berada di area luar sekitar bandara, tepatnya di Jalan Angkasa, Kelurahan Kalijaga, Kota Cirebon. Jalan Angkasa adalah salah satu jalan umum yang berada persis samping bandara.

Dikatakan kapolda, gerak-gerik IM membuat polisi curiga. Saat itu, tim Satuan Reskrim Polres Cirebon Kota yang melakukan pemantauan, langsung mendatangi IM dan melakukan penggeledahan. “Saat digeledah, petugas menemukan beberapa barang bukti. Di antaranya senjata jenis airsoft gun, senjata tajam jenis sangkur, serta beberapa buku ajakan jihad,” kata kapolda yang ditemui wartawan di Mapolres Cirebon Kota.

Kapolda mengatakan pihaknya masih harus melakukan pemeriksaan dan pendalaman guna memastikan IM adalah jaringan teroris. “Saat ini masih diduga sebagai jaringan teroris. Dia saat ditangkap masih berada di luar area bandara. Bukan di dalam bandara. Teman-teman Polres Cirebon Kota masih lakukan pengembangan,” ujar kapolda.

Sementara itu, Kapolres Cirebon Kota AKBP Vivid Adi Agustiadi Bachtiar saat ditemui di lokasi penutupan Festival Keraton Nusantara (FKN) XI di kompleks Gua Sunyaragi, Senin malam (18/9), mengatakan anggotanya mengamankan lima bom molotov.

“Bahkan menurut intelijen kita, pelaku merupakan anggota JAD (Jamaah Ansharut Daulah). Tapi pelaku masih enggan mengakui itu. Terkait bom, ditemukan di sekitar warung (sekitar Bandara Penggung, red), di mana pelaku tadi makan. Jadi, dia sempat mampir makan di salah satu warung di situ,” kata Adi.

Sementara di lokasi penutupan FKN, aparat siaga di hampir semua pintu masuk kompleks Gua Sunyaragi. Presiden Jokowi sendiri hadir di area itu untuk menutup FKN XI. “Sudah pasti penjagaan di tempat ini (lokasi penutupan FKN, red) kami perketat,” kata Kapolres Adi Vivid.

Sementara itu, penangkapan terduga teroris jelang kunjungan Presiden Jokowi ke Cirebon dilakukan oleh pihak kepolisian di wilayah luar Bandara Cakrabuana Cirebon. Hal tersebut dipastikan oleh Kepala Bandara Cakrabuana Cirebon, Capt Mark Ferdinan SE saat ditemui tadi malam.

Menurutnya, pihak bandara ditambah pengamanan dari TNI dan Paspampres sudah melakukan proses sterilisasi lingkungan bandara sejak tiga hari jelang kedatangan Presiden. Sehingga tidak mungkin orang asing atau pelaku teroris bisa mendekat ke bandara. Dia pun memastikan tidak ada bom molotov ataupun bahan peledak lainnya yang ditemukan oleh pihak kepolisian di dalam areal bandara.

“Saya pastikan bandara dalam situasi aman, tidak ada penemuan bom molotov ataupun peledak di dalam area bandara. Tidak sembarangan orang bisa masuk ketika ada tamu VVIP datang. Jangankan orang asing, saya yang setiap hari masuk sini saja ditanya-tanya oleh penjaga. Kalaupun ada bom molotov, dan itu di luar bandara, bukan kewenangan kami. Saya pastikan bandara aman dan Pak Presiden mendarat sesuai jadwal yang ditentukan,” imbuhnya.

Dijelaskannya, jika ada bom di areal bandara otomatis pihak pengamanan akan menbatalkan jadwal kedatangan presiden ke Cirebon. “Sama sekali tidak ada perubahan jadwal. Semuanya sesuai dengan rundown yang sudah disusun. Kedatangan presiden pun tidak mengalami perubahan,” katanya.

Senada dikatakan Danlanud Sugiri Sukani, Letkol Nav Rano Kristiyono ST. Dia mengatakan, saat ini tidak ada peningkatan pengamanan ataupun status pengamanan ditambah. Menurutnya, untuk pengamanan presiden sudah menggunakan sistem pengamanan yang paling ketat. “Ini yang harus diluruskan, tidak ada bom di bandara.

Saya sudah pastikan, bahkan saya sudah langsung kontak pihak kepolisian. Kalau di luar sana, saya tidak tahu. Tapi yang pasti di sini (di dalam area bandara) tidak ada,” tuturnya.

Dari informasi yang ia terima, saat ini pihak kepolisian sedang mengembangkan kasus tersebut. Pihaknya pun meminta masyarakat menunggu dan tidak langsung memakan informasi secara mentah-mentah serta tidak berspekulasi lebih jauh lagi hingga membuat keresahan di masyarakat.

Sementara itu, Kepala Desa Burujul Wetan, Setiawan membenarkan bahwa Imam adalah warganya. Namun, dirinya juga menjelaskan bahwa Imam adalah warga pendatang. “Imam orang Cirebon, dan yang asli sini orang Burujul Wetan itu adalah istrinya,” ungkap Setiawan.

Dia mengatakan keluarga Imam dikenal tertutup. “Namun, mereka keluarga yang dikenal baik. Hanya saja kurang komunikasi dengan masyarakat,” jelas kades. Terkait aktivitas Imam, Setiawan mengatakan dikenal sebagai wiraswasta yang sering mendagangkan makanan dan barang-barang rumah tangga.

“Sebelum ditangkap, saya juga sempat curiga. Soalnya, selain tertutup, keluarganya sering kedatangan orang-orang yang tidak dikenal. Istrinya berpakaian tertutup dan memakai cadar. Tapi, kita belum bisa vonis bahwa itu jaringan teroris. Biar polisi yang bekerja,” tandasnya.(arn/dri/bae)