25 radar bogor

26.267 Orang Kecanduan Narkotika

JAKARTA –Tim Kementerian Kesehatan terjun ke lapangan untuk mengetahui secara langsung penanganan korban penyalahgunaan pil di Kendari, kemarin (17/9). Kunjungan pertama tim Kemenkes adalah RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Di ruang Asoka, tim Kemenkes menjenguk pasien korban penyalahgunaan pil paracetamol caffein carisoprodol (PCC) itu.

Tim Kemenkes terdiri dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mohamad Subuh, Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Maura Linda Sitanggang, Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Engko Sosialine Magdalene, serta dan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Oscar Primadi.

Setelah itu, tim Kemenkes langsung menggelar koordinasi bersama jajaran terkait. Rumah sakit, Balai POM dan BNN Provinsi, serta Dinas Kesehatan Kendari dikumpulkan. Tujuannya untuk melakukan evaluasi dan langkah selanjutnya paska penanganan korban PCC. ”Selanjutnya, penting selalu mening­katkan 4K. Yaitu komunikasi, kontribusi, koordi­nasi, dan kepatuhan,” kata Dirjen P2P Mohammad Subuh.

Maura Linda Sitanggang menekankan pentingnya upaya pencegahan. ”Kami mendukung langkah aparat penegak hukum. Namun yang lebih penting kami aktif lakukan cegah tangkal jangan sampai terjadi lagi,” kata Maura Linda saat rapat koordinasi.

Mengenai kesimpangsiuran data jumlah korban, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Asrum Tombili memastikan korban penyalahgunaan PCC 76 orang. Dan seorang di antaranya meninggal dunia.

Kabar mengejutkan dari Badan Narkotika Nasional (BNN). Pasalnya jumlah pengguna obat terlarang di kawasan itu cukup banyak. Kabag Humas BNN Kombespol Sulistiandriatmoko menuturkan, pihaknya sedang mempelajari data pengguna narkoba di Sulawesi Tenggara yang mencapai 26.267 orang. Sebanyak 66 persen atau 17.402 di antaranya adalah pelajar. Dan 50 persen pelajar yang memakai narkoban dari Kendari atau sekitar 13 ribu pelajar. Data tersebut akan menjadi perhatiannya. ”Sumbernya perlu dicari dulu,” ujar dia saat dikonfirmasi kemarin (16/9).

Dia mengugkapkan, BNN juga telah melakukan survei untuk mengetahui prevalensi (jumlah keseluruhan kasus pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah) penggunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa. Hasilnya secara nasional 1,9 persen pelajar adalah pengguna narkoba.(jp)