25 radar bogor

SMPN 2 Cibinong Juara Kelola BOS

BOGOR–Mewakili Kabupaten Bogor pada lomba tata kelola dana bantuan ope­rasional sekolah (BOS) di tingkat Pro­vinsi Jawa Ba­rat, SMP Negeri 2 Cibinong ber­hasil membawa pulang gelar juara satu. Sedangkan juara dua disabet SMP Negeri 7 Bogor.

Kepala SMPN 2 Cibinong, Nina Nurmasari mengatakan, sekolah yang dipimpinnya itu meng­ung­guli 33 kota dan kabupaten lainnya dengan raihan pemenuhan 123 instrumen pengelolaan BOS.

“Materinya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, perawatan, hingga dampak pasca pengimple­mentasian program BOS kepada seluruh warga sekolah,” ujar Nina kepada Radar Bogor kemarin (12/9).

Dia menjelaskan, proses perlombaan meliputi pemeriksaan, presentasi, hingga verifikasi lapangan yang dilakukan pihak manajemen BOS Provinsi Jawa Barat. Pemeriksaan data BOS pada perlombaan meliputi penggunaan dana pada periode 2015–2017 tahap II atau kurang lebih dua setengah tahun pemograman.

Ini pun menjadi momen yang ditunggu-tunggu Pemerintah Kabupaten Bogor selama lima tahun belakang hingga lolos dalam lomba di tingkat Provinsi Jawa Barat. Hal ini membuat Nina bersama jajarannya di SMPN 2 Cibinong penasaran dan bertekad meraih juara sejak lolos mewakili Kabupaten Bogor ke tingkat provinsi.

“Geregetan. Makanya, semenjak kami lolos, saya benar-benar minta pembinaan dari pengawas pembina, yaitu Pak Ade Tatang. Kami minta dibina secara intensif,” kata Nina.

Tentu saja, menurut Nina, penilaian tata kelola dana BOS bukan semata-mata menilai bagaimana keluar masuk dana yang diberikan pemerintah setiap tahun. Tetapi, banyak aspek yang dinilai. Mulai dari perencanaan. Perencanaan yang baik harus sesuai dengan pelaksanaan, dan pelaksanaan harus sesuai dengan RAPBS, kemudian harus ada pelaporan.

Tidak sampai di pelaporan saja, paling penting adalah dampak dari itu semua terhadap semua yang ada di sekolah. Baik perawatan, murid, guru dan berbagai perkembangan dari apa yang sudah dilakukan menggunakan dana tersebut.

“Misalnya dari perencanaan, ada pengeluaran dana untuk perawatan sekolah. Harus dilihat benar tidak ada perawatan, harus ada bukti setelah dan sebelum perawatan,” tuturnya.

Misalnya lagi, kata Nina, dampak dari kegiatan siswa. Sebab, Bos membiayai kegiatan siswa yang salah satu dampaknya adalah prestasi siswa. “Prestasi apa yang sudah diraih. Sama dengan dampak di guru,” imbuhnya.

Pencapaian ini sangat membanggakan bagi Nina, SMPN 2 Cibinong, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Menurut Nina, ia siap membagikan ilmu yang telah diterapkan kepada kepala sekolah lainnya dalam pengelo­laan dana BOS. Selain itu, tentu ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan berbagai mutu dan mengikuti perlombaan-perlombaan lainnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Luthfie Syam mengatakan, pihaknya meng­apresiasi raihan prestasi SMPN 2 Cibinong. Dengan prestasi tersebut, Luthfie berharap bisa diikuti sekolah lain. “Semoga ini menjadi patokan sistem pengelolaan BOS dalam satuan lembaga pendidikan daerah,” harapnya.

Sementara itu, yang tidak kalah membanggakan lagi, Kota Bogor yang diwakili SMP Negeri 7 menjadi peraih peringkat dua di bawah Kabupaten Bogor.

Kepala SMPN 7 Kota Bogor, Siti Djumhurij mengatakan, proses penilaian tentu serupa dengan yang dialami SMPN 2 Cibinong. Di tingkat Provinsi Jawa Barat, dari 33 sekolah, diambil menjadi 10 besar dan masing-masing sekolah melakukan presentasi di depan juri, memaparkan apa saja yang diraih atau dampak dari pengelolaan dana BOS itu.

“Persiapan kami selama ini hanya menyusun rencana penggunaan dana sesuai dengan kebutuhan berdasarkan evaluasi diri sekolah (EDS) sesuai petunjuk teknis BOS. Semua kegiatan kami bukukan sesuai aturan yang berlaku,” ujar Siti.

Pihaknya menyusun laporan realisasi penggunaan dana BOS tiap triwulan ke Dinas Pendidikan Kota Bogor secara online dilaporkan ke Kemendikbud. Siti juga memaparkan dampak dari dana BOS di SMPN 7, yaitu bebas pungutan, gedung terawat dengan baik, sanitasi cukup dan terawat, kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler berjalan lancar, hubungan antarwarga sekolah kondusif.

Siti berharap ini menjadi motivasi bagi sekolahnya untuk terus meningkatkan mutu sekolah dan menjalankan semua prosedur kegiatan apa pun yang ada dengan sangat baik. “Saya juga berharap ini menjadi motivasi bagi sekolah lain, dan saya pun akan sharing dengan sekolah lain kalau diperlukan,” tutupnya.(ran/c)