25 radar bogor

PNS Pemkot Banyak Obesitas

PERIKSA KESEHATAN: Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Shahlan Rasyidi mengikuti pemeriksaan kesehatan risiko penyakit tidak menular di Balaikota Bogor, kemarin (12/9).

BOGOR–Masalah obesitas ternyata tidak hanya melanda anak-anak Kota Hujan. Para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Bogor juga demikian. Fakta itu terungkap, dalam hasil pemeriksaan kesehatan faktor risiko penyakit tidak menular, yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, di Paseban Sri Bima, Balai Kota, kemarin (12/9).

“Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, kebanyakan pegawai mengalami obesitas dan trigliserida (lemak di dalam jaringan),” ujar Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kota Bogor, Lindawati.

Obesitas dan trigliserida ini, biasanya dikarenakan pola makan yang kurang baik dan kurang bergerak. Meski tidak termasuk dalam risiko penyakit tidak menular, tetapi seseorang yang obesitas berisiko terkena berbagai penyakit.

Adapun trigliserida, kata dia, jika dibiarkan rentan menjadi kolesterol. “Kalau trigliserida tidak perlu minum obat, cukup melakukan aktivitas fisik saja yang dapat membakar lemak. Tetapi kalau sudah kolesterol, harus minum obat,” jelas Lindawati.

Dia menuturkan, Dinkes menginisiasi pemeriksaan kesehatan ini dalam rangka promotif dan preventif kesehatan PNS. Pasalnya, pemeriksaan kesehatan tanpa indikasi sakit belum bisa di-cover menggunakan BPJS. Padahal, usia di atas 40 tahun ataupun di bawahnya mempunyai faktor risiko penting untuk mengetahui apakah ada indikasi gejala penyakit tidak menular.

“Penyakit tidak menular yang masuk dalam lima besar itu, jantung dan pembuluh darah, penyakit pulmonari obstruktif kronis (PPOK) dan asma, diabetes melitus (DM), penyakit metabolik, dan kanker,” bebernya.

Menurut dia, risiko penyakit tidak menular bisa dideteksi dengan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Pada pemeriksaan kesehatan ini, pihaknya melakukan pemeriksaan mulai tes kejiwaan melalui kuesioner, wawancara riwayat penyakit, tes tekanan darah, tes IMT atau tes untuk melihat obesitas, pemeriksaan gula, kolesterol, pemeriksaan jantung, pemeriksaan paru-paru, kadar oksigen hingga HIV. “Hasil akan dilaporkan kepada Sekda secara kolektif, tapi untuk rujukannya akan diberikan kepada individunya,” terangnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, lantaran harus memberikan pelayanan terbaik dan prima kepada masyarakat maka pegawai harus lebih dahulu sehat. “Akan dievaluasi perkembangan kesehatannya, dan semoga tes kesehatan ini bisa sampai ke tingkat bawah juga,” tandasnya.(wil/c)