25 radar bogor

Sudah Saatnya PSB Ber-PT

BOGOR–Apresiasi masyarakat terhadap bangkitnya Persatuan Sepakbola Bogor (PSB) ternyata cukup tinggi. Melalui berbagai media, warga Kota Hujan menyampaikan aspirasi mereka untuk kemajuan skuat Laskar Pakuan. Mayoritas berharap PSB lepas dari naungan Pemerintah Kota Bogor.

Bekas pemain timnas Robby Darwis, saat masih menjabat pelatih PSB, juga pernah menyampaikan hal serupa. Sebuah klub sepak bola profesional, harus sudah mandiri dan terlepas dari ‘kungkungan’ pemerintah daerah. Tujuannya, agar klub bisa dengan bebas menggandeng investor untuk membantu pembiayaan.

Ketua Yayasan PSB, Nurhadi, me­nyebut lolosnya PSB ke 16 besar Super Jalapa Liga 3 2017 ada­lah momentum yang untuk ber­benah. Tak hanya SDM, me­lain­kan seluruh kepengu­rusan dan tata kelola manajemen klub.

“SDM-nya harus terus diperbaiki kualitasnya. Kemudian kepengurusannya juga. Tidak bisa salah satu, harus keduanya dan beriringan,” kata Nurhadi kepada Radar Bogor.

Ketua Umum Askot PSSI Bogor, Eko Prabowo, mengamini gagasan ini. Dia menyebut sudah seharusnya PSB melompat lebih jauh untuk menjadi klub profesional. Sementara saat ini, PSB masih bergantung pada pendanaan dari Pemkot Bogor.

“PSB saat ini bermain di liga amatir atau Liga 3. Untuk menuju profesional sudah seharusnya PSB harus jumping, berinovasi dalam program maupun pendanaan,” ujar Eko yang juga menjabat sebagai Kadispora Kota Bogor, kemarin (11/9).

Eko juga menyebut perlu ada perbaikan di roda organisasi, termasuk kreativitas dalam mencari pendanaan. Kalau manajemen hanya mengandalkan APBD, akan sangat terbatas dan PSB bakal sulit berkembang. “Aturan dana hibah pun sangat ketat. Sulit kalau andalkan pemkot,” terangnya.

Ia pun menyebut, sudah seharus­nya PSB berdiri sendiri dengan membentuk perseroan terbatas (PT). Mengingat, sepak bola tidak terlepas dari sebuah industri.

“Manajemen PSB sekarang harus open mind untuk kebaikan PSB sendiri. Contoh, apabila ada yang mau membiayai dari A sampai Z dengan aturan prof­esional, ya berikan keper­cayaan kepada donator. Dengan catatan kearifan lokal tetap terjaga,” cetusnya.(nal/c)