25 radar bogor

Gembleng Kepemimpinan dengan Team Building

BERBEKAL KEPERCAYAAN TIM: Seorang siswa siap menjatuhkan diri dan ditangkap enam temannya. Kegiatan yang dipandu trainer ini untuk melatih mental kepercayaan pada kinerja tim.
BERBEKAL KEPERCAYAAN TIM: Seorang siswa siap menjatuhkan diri dan ditangkap enam temannya. Kegiatan yang dipandu trainer ini untuk melatih mental kepercayaan pada kinerja tim.

BOGOR–Setelah sukses “Menaklukkan Cianjur”, kelas X angkatan 8 SMAIT Insantama kembali mengikuti rangkaian penggemblengan kepemimpinan. Adalah training team building menjadi rangkaian pertama pasca-LDK 2 bertajuk Taklukkan Cianjur, Sabtu (9/9) lalu. Peserta adalah angkatan 8 SMAIT Insantama.

Kegiatan dilakukan di halaman depan gedung 2 SIT Insantama dengan trainer utama Karebet Wijayakusuma. Peserta diminta melakukan gerakan senam pemanasan untuk meregangkan otot dengan penuh tantangan. “Tantangannya, setiap peserta harus menampilkan gerakan yang berbeda,” kata Karebet. Terhitung ada sekitar 180-an gerakan pemanasan berhasil dilakukan.

Di sini anak didik dilatih kreativitas, memunculkan ide dan sikap mental tidak putus asa. “Terlebih, sikap mental speed and responsive harus selalu ada dalam proses kreativitas tersebut. Tanpa kedua hal itu, seorang pemimpin tidaklah bisa mengarungi setiap perkembangan hingga usang tertinggal cepatnya perkembangan itu,” beber Karebet. Inilah salah satu pelajaran penting yang ditanamkan.

Masuk ke inti agenda, yaitu team building, peserta diminta berpasang-pasangan, tentu antara ikhwan dengan ikhwan dan akhwat dengan akhwat. Memperagakan gerakan di mana salah seorang akan menjadi penopang dan seorang lagi sebagai orang yang ditopang.

Orang yang ditopang akan menjatuhkan badannya ke belakang dan kemudian akan ditahan oleh yang di belakangnya. Dengan syarat yang ditopang menyilangkan lengan di dadanya yang selanjutnya akan menjatuhkan diri ke belakang, sedangkan yang menopang akan menangkap saudara yang menjatuhkan diri dengan sikap kuda-kuda di kedua kakinya.

Di sini, anak didik belajar bahwa hal sederhana ini mencoba untuk mengajari perihal trust to the others. “Pun demikian pentingnya dalam menjadi seorang pemimpin, percaya kepada yang lain adalah penting dan menjadi syarat dalam melakukan proses kepemipinan. Setiap pemimpin perlu mempercayai orang yang dipimpinnya.

Pun dengan yang dipimpin, tentu juga harus percaya kepada segala keputusan pemimpin,” kata Karebet. Hal ini dapat terjadi dengan syarat adanya sebuah mekanisme perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang baik. Itulah modal dasar menjadi seorang calon pemimpin dan seorang calon dipimpin yang baik dan ideal.

Kegiatan tak kalah seru adalah, tantangan memecahkan rekor pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu menjatuhkan diri pada ketinggian 1,5 meter yang tentu akan ditangkap oleh enam orang di bawahnya. “Tentu bukan hal yang mudah, bagaimana kita berdamai dengan ketakutan diri apalagi ini sangat berisiko. Meski begitu, alhamdulillah beberapa siswa berhasil melakukannya,” katanya.(*/ami)