25 radar bogor

Sederhananya Milad Komunitas Perpustakaan Cinta Bogor

SEMANGAT: Anggota Komunitas Perpustakaan Cinta Bogor bersama dengan anak-anak dan warga Bogor Baru merayakan milad mereka yang ke-16 dengan kegiatan story telling.
SEMANGAT: Anggota Komunitas Perpustakaan Cinta Bogor bersama dengan anak-anak dan warga Bogor Baru merayakan milad mereka yang ke-16 dengan kegiatan story telling.

Setiap 8 September diperingati sebagai Hari Aksara Internasional. Namun siapa sangka, di hari penting itu bertepatan dengan 16 tahun berdirinya Perpustakaan Cinta Baca Bogor. Mereka pun merayakannya dengan sederhana, berbagi dengan anak-anak di bilangan Bogor Baru dengan menggelar story telling.

Laporan: Wilda Wijayanti

Berdirinya Perpustakaan Cinta Baca bukan tanpa visi. Mereka berpedoman terciptanya Indonesia yang cerdas dan berbudi luhur. Bahkan, komunitas ini ingin agar membaca menjadi sebuah budaya di masyarakat Indonesia. ”Kami fokus di keluarga, sebenarnya.

Ada beberapa program, tujuannya sebenarnya satu, bagaimana minat baca menjadi semakin baik,” ujar koordinator Perpustakaan Cinta Baca Bogor, Clara Junita Saragih, Clara menuturkan, ada beberapa program utama yang digalakkan Perpustakaan Cinta Bogor. Salah satunya, Kelompok Belajar (Kejar). Fokusnya di keluarga-keluarga, tapi dibagi menjadi empat tahapan. Yang pertama adalah kejar baca.

”Kejar baca adalah bagaimana membaca bisa dibawa ke dunia anak-anak. Bagaimana meningkatkan minat baca pada anak-anak, yang tidak hanya melalui perpustakaan tapi juga isi berbagai program, semisalnya story telling,” ucapnya.

Selain kejar baca, ada juga kejar cerdas, yang fokus ke beberapa keluarga. Sasarannya yakni ibu-ibu. ”Jadi, mereka kami latih bagaimana meningkatkan minat baca pada anak-anaknya,” urai dia.

Caranya pun sederhana. Setiap bulan, dipinjamkanlah empat buku selama 10 bulan, yang tanpa sadar sudah 40 buku yang dibaca. Selanjutnya, para ibu diajari teknik membaca, bagaimana supaya secara emosi hubungan anak dan ibu menjadi dekat.

”Setelah kejar cerdas, tahap berikutnya adalah kejar sehat. Jadi, sehat di sini tidak hanya melatih secara fisik, tetapi bagaimana keluarga ini bisa semakin mandiri dalam akses kesehatan, tidak bergantung lagi kepada klinik kesehatan,” ungkapnya.

Kemudian ada kejar luhur. Pihaknya berharap nanti para keluarga atau ibu-ibu yang sudah menyelesaikan tiga tahap sebelumnya, akan bisa memahami nilai-nilai Pancasila yang dipelihara sejak zaman dulu.(*/c)