25 radar bogor

ASI Minimkan Alergi pada Anak

BERBAGI ILMU:RS Azra Bogor menggelar seminar parenting terkait alergi anak, kemarin (10/9).
BERBAGI ILMU:RS Azra Bogor menggelar seminar parenting terkait alergi anak, kemarin (10/9).

BOGOR–Sekitar 20 dari 100 orang yang tinggal di kota besar adalah penderita alergi. Tak terkecuali anak-anak. Penyebab alergi pun beragam. Mulai alergi pada makanan, lingkungan, bahkan susu. Sayangnya, risiko alergi pada anak ini belum diikuti pemahaman serta penanganan alergi yang tepat dari orang tua.

Menurut Dokter Spesialis Anak RS Azra, dr Agus Darajat, faktor genetik cukup memengaruhi anak yang mengalami alergi. Bila kedua orang tua memiliki penyakit alergi yang sama, maka risiko terkena alergi meningkat menjadi 60–80 persen. “Juga harus bisa dibedakan, anak itu alergi karena makanan atau susu,” ujarnya di sela-sela seminar parenting yang mengusung tema “Pastikan Alergi Tidak Menghambat Potensi Si Kecil”, di RS Azra kemarin (10/9).

Sebab, alergi makanan terjadi akibat efek samping kesehatan yang ditimbulkan oleh respons imun khusus dan terjadi berulang setiap terpapar pada makanan tertentu. Jenis makanannya pun beragam, semisalnya seafood, kacang tanah, telur, treenut, soya, juga gandum.

“Dokter bisa menyebut alergi makanan terjadi pada anak, jika ada gejala alergi berat. Lalu, bila dijumpai gejala alergi dalam beberapa menit sampai jam setelah makan dan atau makanan spesifik lebih dari satu kali,” terangnya.

Selain makanan, banyak kasus alergi susu sapi pada anak. Biasanya ini terjadi pada usia di bawah satu tahun dan mulai berkurang dengan bertambahnya usia. “Gejala yang terlihat, kurang dari 45 menit sesudah menelan partikel susu sapi. Kemudian anak pun akan diare, muntah, kulit memerah, dan gatal. Meskipun jarang sekali, namun dapat timbul hidung berair dan batuk hebat,” jelas dia.

Lantas, bagaimana memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi yang alergi? Menurut Agus, setelah dipastikan alergi pada susu sapi, hindari bahan makanan yang mengandung protein susu sapi dan turunannya, lalu hindari protein susu binatang lain yang mungkin memiliki reaksi silang.

“Untuk usia di bawah 6 bulan penuhi nutrisi dengan air susu ibu (ASI). Jika tidak dapat dipenuhi oleh ASI, gunakan susu formula yang terhidrolisis ekstensif, formula asam amino atau formula isolat kedelai untuk usia menjelang 6 bulan,” bebernya.

Sementara itu, Humas RS Azra Andi Purnama mengatakan, seminar parenting yang dilakukan merupakan agenda rutin yang di tahun ini sudah masuk kali ketiga pelaksanaan­nya. “Diharapkan orang tua yang datang mendapatkan wawasan sehingga mereka lebih aware tentang kesehatan,” tandasnya.(wil/c)