25 radar bogor

Banyak Jamaah ’’Tilap’’ Zamzam

MAKKAH– Innalillahi wainnalillahi rojiun. Kabar duka datang dari rombongan haji asal Bogor. Kontributor Radar Bogor di Tanah Suci, Ade Irawan, melaporkan, selama pelaksanaan haji 1438 Hijriah, empat jamaah wafat dan satu dinyatakan hilang.

“Jamaah yang hilang atas nama Atim Arta, 56 tahun. Beliau hilang saat tawaf pertama dan belum ditemukan hingga saat ini,” kata Ade tadi malam.

Sementara nama-nama jamaah yang meninggal dunia asal Kabupaten Bogor adalah Yahya Tanjung (JKS 79), Mudrika Awi (JKS 09), dan Halimah Jahiman Ainan (JKS 59). Yahya Tanjung meninggal di RS Spesialis An Noor, Rabu (30/8), pukul 16.45, dalam kondisi badal haji. Almarhumah Mudrika Awi Tugur Binti Awi wafat di Arafah, Selasa (5/8), akibat syok cardiogenik di usia 58 tahun. Almarhumah adalah jamaah dari Kayu Manis, Ciri Mekar Cibinong, melalui KBIH Nurul Falah. Sementara jamaah meninggal dari Kota Bogor atas nama Samsul Bahri.

Sampai hari ketiga pemulangan jamaah haji Indonesia, Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) menyebutkan, sudah 314 jamaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi.

Dua jamaah wafat di Jeddah, 194 jamaah wafat di Makkah, 37 jamaah wafat di Madinah, 17 jamaah wafat di Arafah, dan 64 jamaah wafat di Mina. Sebanyak 13 orang dari jumlah yang wafat adalah jamaah haji khusus.

Ade menjelaskan, usai pelaksanaan puncak haji 2017, terdapat beberapa kloter yang posisinya masih bertahan untuk menunggu pemulangan maupun pemberangkatan menuju Madinah. Dari informasi masing-masing sektor di Makkah, ada beberapa kloter gelombang dua yang mulai diberangkatkan menuju Madinah.

“Sedangkan bagi mereka yang tergabung dalam pemberangkatan gelombang satu sudah ada beberapa kloter yang tiba di Tanah Air, termasuk untuk provinsi Jawa Barat yang tergabung dalam penerbangan JKS,” jelasnya.

Bagi kloter lain saat ini sedang menunggu giliran pemulangan, termasuk kloter 43 JKS. Jika sesuai jadwal, kloter 43 jks akan berangkat pada 19 September malam dan tiba di tanah air pada 20 September 2017. Sebelum pemulangan, aktivitas jamaah untuk saat ini masih terkonsentrasi di sekitaran Masjidilharam.
“Umumnya, baik KBIH maupun jamaah mandiri melakukan umrah sunah yang mengambil miqat jaronah dan tanim,” kata dia.

Hal itu dilakukan oleh para KBIH sebagai bagian dari program dan kesempatan langka untuk para jamaah. Namun, petugas kloter tetap mewanti-wanti jamaah untuk tidak memaksakan pelaksanaan umrah sunah jika kondisi tubuh tidak fit.

Selain umrah, para jamaah haji pun banyak disibukkan dengan aktivitas belanja. Ini sudah menjadi lumrah atau ”wajib’’ bagi mayoritas jamaah haji Indonesia.
“Beli buah tangan bagi keluarga dan saudara di kampung halaman. Kami perlu ingatkan, penerbangan hanya membatasi per orang maksimal 32 kg bawaan. Jika lebih, barang bawaan akan dikeluarkan dalam proses penimbangan,” imbuhnya.

Aturan ketat lainnya, jamaah dilarang berbuat “nakal”. Namun pada kenyataannya, banyak jamaah dengan sengaja menyelipkan air zamzam dalam berbagai botol atau jeriken yang telah dibungkus dengan lakban. Sehingga hal ini membuat proses kepulangan jamaah agak terhambat.

Kepala Daker Makkah Nasrullah Jasam meninjau proses pemindaian (x-ray) koper jamaah haji di PT Al-Mazro’i, Makkah. Perusahaan kargo ini yang diminta maskapai Garuda Indonesia dan Saudi Arabia untuk melakukan pemindaian koper jamaah haji.

Tiga hari masa pemulangan, ratusan koper terdeteksi membawa air zamzam sehingga dibongkar dan dikeluarkan. Air zamzam dalam beragam kemasan itu kini menumpuk di gudang Al-Mazro’i.

Nasrullah Jasam kembali mengimbau jamaah agar tidak memasukkan air zamzam dalam koper bagasi. “Tadi kita lihat bersama, kita buka koper dan ternyata masih ada yang membawa air zamzam. Ini tidak sesuai ketentuan. Padahal kita sudah menyampaikan berkali-kali. Demi keselamatan penerbangan jamaah dan kelancaran kepulangan jamaah, agar tidak memasukkan air zamzam,” ujarnya di Makkah, Jumat (8/9).“Itu (air zamzam dalam koper) pasti akan terdeteksi melalui proses x-ray yang ada di gudang ini,” tegas Nasrullah.

Dia mengaku akan mengintensifkan kembali sosialisasi kepada jamaah melalui ketua sektor, ketua kloter, serta ketua rombongan dan ketua regu. Bahwa, membawa air zamzam dalam koper dilarang karena dikhawatirkan mengganggu keselamatan dan kelancaran penerbangan.

Kepada jamaah, Nasrullah mengingatkan bahwa koper yang terdeteksi akan dibongkar oleh petugas yang bekerja di PT Al Mazro’i. Itu dilakukan karena air zamzam harus dikeluarkan.

Akan hal ini, Nasrullah meminta pihak cargo untuk memastikan betul bahwa koper yang akan dibongkar itu memang diidentifikasi membawa air zamzam. Jika tidak ada, jangan dibongkar.

“Tadi kita sudah ingatkan kalau memang tidak ada zamzamnya, jangan dibongkar. Kalau yakin ada, silakan dibongkar, tapi barang yang lain untuk dirapikan kembali sehingga tidak ada yang tercecer,” tandasnya.

“Tadi kita lihat pembongkaran memang membutuhkan waktu. Satu koper bisa sampai 10–15 menit untuk merapikannya kembali sehingga ini menghambat,” lanjutnya.
Ali Al Mazro’i selaku penanggung jawab cargo mengaku akan bertanggung jawab dengan barang bawaan jamaah yang ada di koper. Pihaknya akan berusaha menjaga keamanan barang dan merapikannya kembali setelah dibongkar.

Namun, Ali Al Mazroi juga meminta jamaah untuk tidak nekat membawa air zamzam karena untuk membongkarnya membutuhkan waktu.

“Masalah air zamzam di dalam koper, kalau dibongkar harus dirapikan kembali. Itu makan waktu. Satu kloter tidak cukup lima jam untuk bongkar aja. Kadang ada yang sekitar 90% ada zamzamnya. Padahal 18 kloter sehari harus selesai, sementara baru satu dua kloter, sudah habis waktunya,” tuturnya. “Satu koper ada yang 6 botol, 10 botol, bahkan 20 botol. Macam-macam. Semua dibuang,” tandasnya.(ric/ade)