25 radar bogor

Ide-ide Presiden Jokowi untuk Kemajuan IPB

ORASI: Presiden Joko Widodo menyampaikan orasi ilmiah pada Dies Natalies ke-54 IPB di aula Graha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB Dramaga, Bogor, kemarin (6/9).Sofyansyah/Radar Bogor
ORASI: Presiden Joko Widodo menyampaikan orasi ilmiah pada Dies Natalies ke-54 IPB di aula Graha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB Dramaga, Bogor, kemarin (6/9).Sofyansyah/Radar Bogor

BOGOR–Menjadi ironi ketika salah satu kampus pertanian terbaik dunia tak mampu melahirkan petani-petani sarjana yang andal. Faktanya, lulusan-lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) malah banyak yang bekerja di sektor perbankan.

“Harus saya sampaikan apa adanya, karena itu data yang saya peroleh. Banyak direksi perbankan BUMN, banyak dari IPB, manajer yang juga dari IPB. Lalu yang ingin jadi petani siapa? Ini pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa-mahasiswa (IPB),” sindir Presiden Joko Widodo pada orasi ilmiah Dies Natalies ke-54 IPB di aula Graha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB Dramaga, Bogor, kemarin (6/9).

Presiden Jokowi meminta IPB untuk terus berinovasi membentuk kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia. Dalam orasinya, Jokowi menyebut bahwa ketahanan pangan sangat dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan negara. “Jangan berhenti berinovasi dan membantu kemandirian pangan Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani,” sebutnya.

Salah satu contohnya, inovasi benih padi IPB jenis 3S yang dihasilkan oleh IPB. Menurut presiden, benih padi itu telah teruji irit penyerapan air hingga tahan ketika diganggu hama. Presiden menilai, pemerintah memerlukan industri benih pertanian dalam skala besar.

“Ke depan, setiap negara akan saling merebut sumber daya energi sebagai sandang pangan rakyatnya. Sehingga tanpa tersedianya logistik yang cukup maka Indonesia akan mudah untuk dikalahkan,” kata dia.

Jokowi juga mengajak seluruh masyarakat untuk mengubah paradigma dalam hidup. Pasalnya, tanpa pola pikir dan inovasi yang baru, Indonesia akan sulit berkompetisi dengan negara lain.

“Semisal yang berkaitan dengan pembayaran dalam kehidupan sehari-hari kita. Saya kira masih 90 persen kita membayar segala sesuatu dengan uang cash. Mungkin ada 10 persen dari masyarakat kita yang sudah memakai kartu kredit. Saya sampaikan apa adanya, dari dulu sampai sekarang saya nggak pernah pegang yang namanya kartu kredit,” ujarnya.

Itu pun, kata presiden, saat ini kartu kredit sudah ketinggalan zaman. Orang sudah banyak yang menggunakan sistem bayar PayPal hingga menggunakan smartphone.

“Ini sudah ketinggalan lagi, kartu kredit sudah enggak dipakai. Sudah ada PayPal. PayPal dilindas lagi karena perubahan yang sangat cepat oleh yang namanya Alipay. Sekarang kita kalau beli apa-apa pasti datang ke kita, karena ini tidak bisa kita hambat dan tolak. Membayar dengan smartphone. Kita beli apa, kita tunjukkan ke mereka, dengan tik tik tik tik tik, duit kita di bank hilang,” jelasnya.

Perubahan ini tidak bisa dihambat. Justru masyarakat yang sekarang harus bisa menciptakan inovasi lebih cepat dari lainnya agar tidak ketinggalan.
Presiden juga mengatakan, lima tahun lagi, landscape global, landscape politik, landscape nasional juga akan berubah. Karena pengaruh generasi W, generasi Y, yang diprediksi 10 tahun lagi anak muda mungkin sudah tidak mau membuka koran, melihat TV.

“Mereka akan klik, sudah bisa semuanya. Perubahan itu sangat cepat, karena memang dunia sudah berubah begitu sangat cepat. Terus apa yang harus kita lakukan untuk urusan pangan kita, pertanian kita, petani kita, peternak kita, nelayan kita,” kata dia.

Jokowi mengatakan, untuk IPB, mengapa fakultas atau program studi yang ada tidak mengikuti perubahan. Semisalnya adanya fakultas penggilingan padi yang modern, fakultas atau jurusan manajemen logistik pangan, atau juga fakultas dan jurusan manajemen retail pangan.

“Saya selalu melihat kalau masuk ke universitas, pasti ada fakultas ekonomi, jurusannya saya selalu hafal pasti akuntansi, manajemen, ekonomi pembangunan, itu-itu saja. Kenapa tidak pernah ada fakultas manajemen retail, logistik, itu kebutuhan yang sangat besar sekali bagi negara ini,” cetusnya.

Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto mengamini pernyataan presiden. Dia menyebut orasi ilmiah yang disampaikan Jokowi sangat menginspirasi. Juga memperkuat semangat IPB untuk terus mencari dan memberi yang terbaik. Mendidik para mahasiswa untuk lebih berkompeten, baik doktor, magister, sarjana, ahli madya, serta memberi semangat untuk terus melahirkan inovasi yang berguna bagi bangsa dan masyarakat.

Dari orasi presiden, Herry mencatat poin-poin penting sebagai PR IPB. Pertama, IPB harus meningkatkan kerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menjalankan program-program ketahanan pangan.

Kedua, IPB berupaya meningkatkan program mutu pendidikan terutama ilmu pengetahuan agar dapat menjawab perubahan yang berlaku dengan cepat. “Banyak ilmu baru yang harus kita kembangkan, banyak program studi baru. Tadi beliau juga mengungkapkan contoh, misalnya manajemen logistik, tetapi program studi terobosan ini memerlukan keluwesan, karena kita toh belum punya program itu di seluruh dunia juga. Tidak mudah untuk mencari lulusan di bidang itu. Misalnya manajemen retail, e-commerce, itu kan pada masa yang lalu belum ada,” urainya.

Kemudian soal statement presiden terkait alumni IPB yang banyak ”keluar dari jalur’’, menurut Herry hal tersebut merupakan imbauan yang baik.
“Meskipun sudah cukup banyak yang bergerak di bidang pertanian dalam arti luas, sebanyak 35 persen. Jadi misalnya, dari 10 kategori, 35 persen termasuk tinggi.

Itu adalah satu hal yang juga ingin kita encourage, ketika mereka bekerja di bank pun, memikirkan memajukan pertanian. Saya kira itu imbauan yang baik tapi bukan berarti beliau melarang lulusan IPB bekerja di bank,” tandas Herry.(wil/d)