25 radar bogor

Cacing hati Ditemukan di bogor timur

BOGOR–Temuan mengejutkan didapati tim Dinas Pertanian (Distani) Kota Bogor saat memeriksa kesehatan hewan kurban, kemarin pagi (3/9). Beberapa hewan kurban di Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan Bogor Timur, positif terjangkit cacing hati.

Kasi Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian (Distani) Kota Bogor, Patriantariksina menuturkan, temuan tersebut diperoleh ketika memantau proses pemotongan hewan di Sindangrasa. “Jadi, ketahuannya setelah disembelih, kelihatan cacingnya ada di bagian hati sapi itu,” jelasnya kepada Radar Bogor.

Ia melarang masyarakat mengonsumsi daging yang nampak ada cacingnya. Pasalnya, meski tidak terlalu berisiko tinggi, tetap saja daging tersebut tidak lazim dikonsumsi. Tapi, menurutnya, daging pada bagian lainnya masih aman untuk dikonsumsi. “Tergantung, kalau yang ada cacing pada sebagian besar hatinya lebih baik dibuang, tidak dikonsumsi,” terangnya.

Dari hasil laporan petugas, sebagian besar pemotongan tidak dilakukan di lantai. Menurutnya, meski di tanah, seharusnya diberikan alas agar hewan kurban terjaga kebersihannya. “Kemudian, teknik penjagalan terkadang masih kasar, termasuk penanganan jeroan masih ditemukan,” ungkapnya.

Untuk diketahui, cacing hati sapi termasuk salah satu jenis cacing berbahaya yang bisa merusak sel hati dengan cepat. Cacing hati sendiri termasuk jenis cacing yang sangat agresif dalam menyerap sari-sari makanan dalam tubuh, sekaligus merusak sel-sel dalam hati dengan cepat sehingga memicu kerusakan hati yang kronis.

Adapun, jumlah hewan kurban di Kota Bogor berada di kisaran 5.000 ekor. Jumlah tersebut terbagi atas sektiar 2.000 ekor sapi dan 3.000 ekor kambing dan domba. Meski begitu, data keseluruhan hewan yang dipotong di Kota Bogor baru keluar hari ini (4/9).

Sementara itu, Kasi Pencega­han dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dan Kesehatan Jiwa, drg Firy Triyanti menjelaskan, tak melulu daging berpenyakit yang tidak baik dikonsumsi. Daging dengan kondisi baik pun akan menimbulkan penyakit jika dikonsumsi secara berlebihan.

Meskipun kandungan lemak merupakan bagian yang dibutuhkan tubuh, tapi jika konsumsi berlebihan lemak akan menumpuk di tubuh sehingga berdampak pada obesitas. “Lemak memiliki fungsi untuk membantu proses metabolisme dari vitamin yang larut di dalam lemak, seperti vitamin A, D dan E. Daging mengandung lemak jenuh yang membahayakan kesehatan, yaitu menjadikan kolesterol di dalam darah meningkat,” jelasnya.

Kondisi tersebut jika dibiarkan berangsur lama, akan menja­di faktor penyebab beberapa penyakit yang tidak menular. Seperti jantung koroner, yaitu penyumbatan pembuluh darah ke jantung akibat tumpukan lemak tidak jenuh atau biasa disebut kolesterol. Kemudian, penyakit diabetes melitus, sering disebut sebagai sakit gula, aki­bat kandungan lemak dan hormon yang tinggi di dalam daging sapi.

Selanjutnya, hipertensi, yakni kondisi tekanan darah di atas 140/90 mmHg akibat kandungan zat tyramin dan zat besi yang ada dalam daging sapi. Kondisi tersebut menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, sehingga memicu tekanan darah menjadi tinggi.

Penderita penyakit tidak menular itu di Kota Bogor sendiri terbilang cukup banyak. Hingga akhir 2016, tercatat sebanyak 33.510 orang menderita obesitas, 12.667 orang hipertensi, serta 2.093 orang menderita diabetes melitus. “Pencegahannya, cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, diet seimbang dengan makan sayur dan buah sebanyak lima porsi sehari, istirahat cukup, dan kelola stres,” paparnya.(rp1/c)