25 radar bogor

2.000 Sapi Masuk Bogor

MULAI RAMAI: Seorang penjual sapi kurban sedang memberi minum sapinya yang akan dijual di Cilendek. Nelvi/radar bogor.
MULAI RAMAI: Seorang penjual sapi kurban sedang memberi minum sapinya yang akan dijual di Cilendek. Nelvi/radar bogor.

BOGOR–Hewan-hewan kurban mulai berdatangan ke Kota Bogor. Karena itu, Dinas Pertanian (Distani) Kota Bogor makin meningkatkan pengawasan. Mereka memantau agar hewan berpenyakit tidak dijual di Kota Hujan.

Apalagi sedikitnya ada dua ribu sapi dan empat ribu kambing yang masuk di Kota Hujan “Hewan terkena antraks pada sapi ditandai dengan demam, gelisah, keluar darah dari lubang dubur, hidung, atau telinga. Kalau pada domba atau kambing, yaitu penakut, gigi gemeretak, berputar-putar, napas berat, tinja dan kencing berdarah, hewan tiba-tiba mati,” ujar Kasi Kesehatan Hewan pada Distani Kota Bogor Patriantariksina.

Dia menuturkan, dampak penularan antraks pada manusia sangat berbahaya. Mulai dari menyerang bagian kulit, pencernaan, hingga bagian pernapasan. Hal tersebut yang melandasinya melakukan pemeriksaan hewan kurban ke berbagai penjuru Kota Bogor. Beberapa yang diperiksa, yaitu tempat-tempat penjualan hewan kurban, termasuk yang biasa terlihat di tepian jalan.

Selain membutuhkan waktu, rupanya, membutuhkan tenaga ekstra untuk memeriksa seluruh hewan yang dijual pada momen Idul Adha. Pasalnya, berdasarkan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan pada tahun lalu, sedikitnya ada sekitar dua ribu ekor sapi dan empat ribu ekor kambing yang diperiksa oleh Distani. “Sampai saat ini kami belum menemukan adanya penyakit yang diidap oleh hewan kurban,” ucapnya.

Dengan mengandalkan 19 personel dari Distani, dianggapnya masih kurang cukup untuk menyelesaikan pemeriksaan yang ditarget selesai pada H-1 Idul Adha. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memeriksa hewan kurban secara bersama-sama. “Karena kami mempunyai hanya enam PNS dan tiga non-PNS berprofesi sebagai dokter hewan, dibantu dengan 10 orang personel paramedis. Kerja sama dengan IPB, ada 150 orang dokter hewan dari IPB akan terlibat,” terangnya.

Ia memberikan contoh hewan yang layak dikurbankan, yaitu dengan ciri-ciri tidak cacat, tidak kurus, jika jantan memiliki zakar lengkap yaitu dua buah, serta cukup umur. Khusus untuk domba atau kambing, usianya minimal harus satu tahun. Sementara untuk sapi atau kerbau, usianya minimal harus dua tahun.

Selain itu, pihaknya juga bakal melakukan pemeriksaan pada hewan kurban yang sudah dipotong. Nantinya, akan diperiksa pada dalaman hewan kurban. Kadang, menurutnya, kerap ditemukan cacing pada bagian hati. “Jadi, peranan Bidang Peternakan untuk memonitoring daging kurban ini sangatlah penting,” tuturnya.

Ia meminta masyarakat hanya membeli hewan di tempat yang sudah diperiksa Distani. Cirinya, tempat tersebut ada surat keterangan kesehatan bahwa hewan dinyatakan sehat dan cukup umur. “Nanti pas beli hewan kurban minta suratnya. Untuk menandai hewan yang sehat dan cukup umur kita akan berikan kalung sehat,” tandasnya.(rp1/c)