25 radar bogor

Mimika Memanas

MENCEKAM: Mobil tangki tampak hangus setelah dibakar massa karyawan PHKS PT Freeport Indonesia, Sabtu (19/8).
MENCEKAM: Mobil tangki tampak hangus setelah dibakar massa karyawan PHKS PT Freeport Indonesia, Sabtu (19/8).

PAPUA–Ribuan karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja sukarela (PHKS) oleh PT Freeport Indonesia melakukan aksi pemalangan jalan di Check Point 28, perempatan jalan menuju Bandara Mozes Kilangin, Sabtu (19/8) sekitar pukul 13.30 WIT.

Hal ini terjadi karena menurut mereka, perundingan yang dilakukan pemerintah daerah dan manajemen PTFI dengan perwakilan dari pekerja tidak juga membuahkan hasil.
Sebelum memasuki area penjagaan CP 28, massa terlebih dahulu melakukan pengrusakan terhadap puluhan sepeda motor yang berada di parkiran luar CP-28, kemudian merangsak masuk dengan merusak pos penjagaan. Selanjutnya, mereka melakukan pembakaran terhadap mobil 4WD milik PT. Freeport Indonesia.

Massa kemudian melanjutkan dengan menebang sebatang kayu yang dipalangkan di jalan. Massa pun merusak excavator mini dengan memecahkan kaca. Tidak hanya berhenti di situ, aksi massa pun dilanjutkan dengan membakar satu truk kontainer, kemudian satu truk tangki air, yang dibiarkan menghalangi jalan.

Aksi makin brutal ketika massa mulai melakukan aksi penyerangan serta pengrusakan di Pos Chek Poin 28 dan aksi pembakaran terhadap satu excavator, satu mobil tangki air isi 50.000 liter, satu mobil LWB, dua sepeda motor. Massa juga membakar dua unit mobil kontainer dan satu mobil Exzas.

Para pelaku merupakan mantan karyawan PTFI yang merasa kesal dikarenakan tuntutan status karyawan dan hak-hak sudah dicabut, dan diberhentikan perusahaan. Karena sampai saat ini, belum ada realisasi dan tanggapan dari pimpinan PTFI.

Untuk mengatasi dan menenangkan aksi massa ini, hadir Ketua DPRD Mimika, Elminus B Mom, kemudian Kapolres Mimika AKBP Victor D Mackbon, serta Kasat Brimob Polda Papua MD Fakhiri, dan ratusan polisi juga Brimob yang sudah berjaga dengan ketat di sekitar lokasi kejadian.

Dalam tuntutannya, perwakilan pendemo menyampaikan bahwa mereka meminta kejelasan atas nasib yang mereka alami. Karena sudah hampir lima bulan ini, tidak ada satu pun hasil yang didapatkan dari perundingan antara manajemen, pemerintah daerah serta pewakilan dari pekerja. Mereka mengancam akan tetap menduduki CP-28 hingga ada keputusan lebih lanjut terkait dengan nasib mereka.

Dalam medisi yang dilakukan, Ketua DPRD Kabupaten Mimika, Elminus B Mom berjanji kepada para pendemo akan segera melakukan komunikasi dengan pihak manajemen, pemerintah daerah dan perwakilan karyawan.

Dirinya juga mengimbau kepada massa untuk tidak melanjutkan aksi mereka di luar dari lokasi kejadian. Ia meminta kepada para pendemo untuk tetap tertib dan segera behenti melakukan aksi. “Saya akan segera menyurati ke semua pihak terkait dan duduk bersama dengan mereka, untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya.(eye)