25 radar bogor

Malam Puncak Gerakan Bogorku Bersih Jilid II

Gerakan Bogorku Bersih Jilid II 2017, Radar Bogor bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, kini tiba di puncaknya. Dewan juri telah mengantongi nama-nama pemenang di tiga kategori lomba kebersihan: tingkat RT, sekolah, dan pasar. Malam ini, bertempat di IPB Internasional Convention Center (IIC) Botani Square, Kota Bogor, para pejuang kebersihan bakal diganjar penghargaan.

SEBANYAK 800 kursi undangan telah disebar kepada seluruh peserta lomba, Muspida Kota Bogor, Muspika serta tamu-tamu kehormatan. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar juga sudah mengonfirmasi kesediaan hadir dan menjadi saksi di malam Award Gerakan Bogorku Bersih Jilid II ini. Hadiah total senilai ratusan juta akan diguyur kepada mereka yang dianggap berhasil mempersolek dan menyehatkan lingkungan dengan cara-cara yang kreatif dan inovatif.

“Penilaiannya bukan hal mudah. Cukup panjang dan di­warnai perdebatan. Tapi, seluruh tim juri adalah ahli di bidangnya masing-masing yang sangat kom­peten untuk memberikan pe­nilaian. Dan siapa pun peme­nangnya, keputusan juri tak dapat diganggu gugat,” ujar Ketua Panitia Gerakan Bogorku Bersih Jilid II, Nihrawati AS.

Salah seorang tim juri yang merupakan pencetus gerakan lubang resapan biopori, Kamir R Brata mengatakan, sejak Bogorku Bersih Jilid I, ia meng­harapkan adanya perubahan sikap masyarakat dari “ingin bersih dengan membuang” menjadi “ingin bersih dengan memanfaatkan”. Dia menegaskan, sampah rumah tangga terdiri dari sampah organik dan sampah non-organik yang keduanya bisa dimanfaatkan.

“Bila setiap warga mau memanfaatkan sampah organik di kavling/kebunnya masing-masing, akan dapat mengurangi volume sampah 50-60 persen. Sisanya 40-50 persen berupa sampah non-organik yang dapat dimanfaatkan oleh pemulung/bank sampah untuk didaur-ulang,” tegasnya kepada Radar Bogor.

Khusus di lubang resapan biopori (LRB) ditawarkan sebagai alternatif teknologi untuk memudahkan pemanfaatan sampah organik rumah tangga yang bila diterapkan dengan benar, dapat bermanfaat sebagai tempat pengomposan dan mempercepat peresapan air hujan ke dalam tanah. “Itu kenapa, dalam lomba ini, LRB diberi bobot nilai yang cukup besar,” jelasnya.

Sebagai teknologi yang relatif baru, untuk penerapan LRB yang benar diperlukan pendampingan oleh pendamping yang terlatih serta bantuan alat. Contoh, penerapan yang benar dan motivasi oleh tokoh masyarakat setempat dapat mempercepat tumbuhnya partisipasi warga dengan bukti nyata manfaat yang dapat diamati secara langsung.

Juri lainnya, Dr Ronny Adhikarya Ph.D turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam gerakan ini. Ang­gota komunitas Bogor+Sahabats yang juga Komisi Pendidikan dan Komunikasi dari World Conservation Union/IUCN, Swiss, mengaku sangat bangga atas prakarsa dan suksesnya kegiatan pelestarian, konservasi serta kepedulian terhadap lingkungan hidup melalui gerakan Bogorku Bersih.

“Terima kasih pada panitia Bogorku Bersih dan relawan, pendamping serta tim ahli dari Komunitas Bobats. Anda semua layak menjadi teladan dan tolok ukur untuk program pember­dayaan dan mempersatukan masyarakat agar secara proaktif bergotong-royong dan bertanggung jawab menciptakan serta memelihara permukiman yang asri, bersih, sehat dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Sebagai salah seorang juri yang ikut menyaksikan sendiri di lapangan, Ronny menyebut gerakan Bogorku Bersih sebagai kegiatan yang inovatif dan berspirit “Ying dan Yang”. Lomba-lomba di dalamnya memicu partisipasi berkompetisi tapi juga berkolaborasi antara semua lapisan masyarakat agar peduli dan mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup mereka sendiri.

“Sifat ’mandiri’ dan juga bukan hanya NATO (no action, talk only) ini luar biasa dampaknya. Tanpa adanya dependency syndrome pada pemerintah ataupun donors, tapi hasil nyata dan manfaat praktis bisa dibuktikan oleh banyak komunitas Bogor yang semuanya menjadi pemenang!!” sebutnya.

Ronny juga berterima kasih atas kesempatan yang diberikan panitia sebagai juri dan bisa menjadi saksi sejarah dari kegiatan inspiratif dan sangat bermanfaat ini. “Tacit knowledge. Pengalaman yang membanggakan itu akan saya sebar-luaskan sebagai salah satu “Best Practices” lewat World Conservation Union/IUCN dan gaungkan lewat rekan-rekan saya di jejaring internasional lainnya,” tukas mantan Manager The World Bank dan eks Duta Besar United Nations/FAO tersebut.

Untuk diketahui, tahun ini adalah tahun kedua perhelatan Gerakan Bogorku Bersih. Sebuah ajang yang mengajak masyarakat Kota Hujan untuk bersama-sama bergerak mempercantik dan menyehatkan lingkungan sekitar. Sekaligus melombakan upaya-upaya warga dalam membentuk lingkungannya menjadi lingkungan yang sehat, hijau, inspiratif dan bermanfaat.

Selama tiga bulan berjalan, ada 155 RT, 121 sekolah, dan 6 unit pasar yang berpartisipasi dalam gerakan hasil kolaborasi Radar Bogor dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor ini.

Pada tahun kedua pelaksanaannya, sejumlah perubahan perilaku masyarakat mulai terlihat. Dari yang tadinya ogah-ogahan memilah sampah dari rumah, kini sudah mulai dilakukan. Begitu juga dengan pemanfaatan lubang resapan biopori (LRB).

Melalui proses penjurian yang panjang, panitia kini telah mengantongi juara-juara dalam setiap kategori perlombaan. Yakni: juara pertama, kedua dan ketiga RT terbersih, SD, SMP, dan SMA terbersih, serta Pasar Terbersih.

Para juara Gerakan Bogorku Bersih II akan dianugerahi piala serta hadiah senilai total ratusan juta rupiah. Wali Kota Bogor Bima Arya sangat mengapresiasi upaya warga yang begitu luar biasa menjaga dan menciptakan lingkungan yang bersih, indah dan sehat.

Apresiasi serupa disampaikannya kepada seluruh jajaran SKPD, terutama Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, yang melalui berbagai upaya mampu menekan produksi sampah di Kota Hujan, dari 650 ton menjadi di bawah 600 ton per hari.(ric)