25 radar bogor

Pemilik Pitbull yang Gigit Bocah hingga Tewas Terancam Penjara

MALANG–Polisi berusaha meng­ungkap kemungkinan adanya unsur kelalaian atau bahkan kese­ngajaan atas tewasnya Ramisya Bazhighah. Bocah 8 tahun itu meninggal pada Minggu (6/8) setelah digigit anjing pitbull peliharaan Wisnu, ayah angkatnya.

Kapolres Malang Kota AKBP Hoi­ruddin Hasibuan berjanji mela­kukan penyelidikan hingga tun­tas. Hari ini polisi akan memeriksa nenek korban, orang tua, serta dokter hewan. Mereka bakal dimintai keterangan sebagai saksi.

Hingga kemarin, polisi belum memastikan apakah ada unsur kelalaian atau kesengajaan dalam peristiwa tragis tersebut. ’’Kami harus mendalami dahulu. Harus memastikan semuanya. Bisa jadi anjingnya kelaparan,’’ kata Hoiruddin.

Minggu siang itu (6/8), Sasya –panggilan Ramisya Bazhighah– pulang ke rumah orang tua angkatnya, Wisnu dan Dian Nugraha, di Jalan Candi Penata­ran, Lowokwaru, Malang, Jatim. Dia diantar paman dan tantenya, Widodo dan Sri Hartati.

Tidak lama kemudian, siswi kelas II SDN Blimbing 3 tersebut bermain dengan anjing pitbull yang dirantai di halaman depan rumah. Keluarga Wisnu sudah empat tahun memelihara anjing tersebut.

Entah bagaimana ceritanya, anjing yang diberi nama Kaesar itu tiba-tiba marah dan menerkam Sasya. Tubuh Sasya yang mungil tak kuat melawan anjing garang tersebut. Sasya pun roboh. Anjing itu menggigit beberapa bagian tubuh Sasya. Luka terparah ada di bagian leher.

Sekitar 30 menit kemudian, Sri Hartati keluar rumah. Dia kaget bukan kepalang ketika melihat Sasya tergeletak berlumuran darah. Di sampingnya, ada anjing pitbull yang tampak sedang marah.

Hartati tidak berani mendekat. Dia berteriak sekeras-kerasnya untuk memanggil Widodo. Teriakan itu juga mengundang perhatian para tetangga yang kemudian berdatangan. Warga tak kuasa membendung amarah. Mereka memukuli anjing tersebut. Setelah melumpuhkan anjing, baru warga mengangkat tubuh Sasya yang sudah tidak bernyawa.

’’Kami langsung menarik gigitannya dan memukuli anjing dengan pentungan,’’ ungkap Widodo. Menurut dia, anjing tersebut selama setahun ini jarang mendapat pelatihan teknik berburu dari pemiliknya. ’’Biasanya anjing ini sering ikut latihan bersama. Saya juga pernah ikut pas latihan di gunung,’’ ucapnya.

Yang jelas, imbuh Widodo, saat kejadian, anjing tersebut tidak sedang kelaparan. Sebab, sebelumnya anjing itu diberi makan. Bahkan, saat kejadian, di tempat makan anjing masih terlihat sisa makanan. ’’Anjing ini sudah jinak. Mungkin waktu itu dia kaget saat Saysa mendekat. Saya kalau kasih makan, anjingnya biasa saja. Tidak galak,’’ ungkapnya.

Sebenarnya Sasya sudah biasa memberi makan Kaesar. Karena itu, orang tua angkat Sasya, Wisnu, heran ketika mengetahui anjingnya menggigit anak angkatnya tersebut hingga tewas. ’’Sasya sudah biasa main sama anjing itu,” ucap Wisnu.

Ketua Tim SAR Readily Just Target Rukyatul Ahmad yang ikut mengevakuasi korban menjelaskan, gigitan anjing tersebut menembus tenggorokan Sasya. ’’Karena itu, korban tewas di tempat saat itu juga,’’ jelasnya.

Hingga kemarin, pitbull tersebut dititipkan di kandang anjing Jalan Irian, Kota Malang. Orang tua korban menyerahkan anjing itu kepada polisi karena sudah tidak mau lagi merawatnya. ’’Awalnya kami amankan. Tapi, orang tua korban juga tidak mau lagi memelihara anjing pitbull ini,’’ kata Kanit K-9 Polres Malang Kota Aiptu Imam Muhson Ridho kemarin.

Menurut dia, anjing berusia 4 tahun itu berkondisi sehat dan baik. Meski termasuk binatang buas, jarang ada anjing yang meng­gigit pemiliknya. ’’Kecuali dipancing untuk marah,’’ katanya.

Pitbull merupakan binatang hasil persilangan beberapa jenis anjing. Sama halnya dengan ras anjing gembala German (AGJ) atau yang dikenal juga dengan nama German sheperd, dobermann, atau rottweiler. ’’Bukan seperti anjing Kintamani (Bali), misalnya, yang keberadaannya secara alami,’’ jelas pengamat satwa liar Singky Soewadji tadi malam.

Namun, AGJ, dobermann, dan rottweiler diakui Federasi Kinologi Internasional (FCI) dan otomatis diakui Perkumpulan Kinologi Indonesia (Perkin). Berbeda dengan pitbull yang tidak diakui. Salah satu penyebabnya, standar anatominya belum baku. Selain itu, sifat dan perangai pitbull termasuk kategori buas.

Singky menjelaskan, pitbull disilangkan sebagai fighting dog. Cocoknya untuk diadu atau berburu babi hutan. Pitbull memiliki keistimewaan khusus. Yaitu, gigitannya tidak bisa dilepas meski dipukul ketika sedang menggigit.

Pitbull juga tahan rasa sakit. Meski tubuhnya luka robek sekalipun, pitbull seakan tidak merasakannya. Berbeda dengan jenis anjing lain yang tidak memiliki ketahanan rasa sakit.

Meski begitu, pitbull memiliki perangai dan temperamen berbeda-beda. Ada pitbull yang ramah dan berperilaku manja seperti kucing. Begitu pula sebaliknya, ada yang ganas.

Meski berperangai keras, pitbull layak dipelihara dan berdekatan dengan anak-anak. ’’Selama kita tahu watak dan karakter yang dipelihara. Tentunya tetap dalam pengawasan,’’ ujar mantan ketua Perkin Jatim itu. (asa/jaf/jpk/eko/c5/nw)