25 radar bogor

65 Ribu Remaja Bogor Anemia akibat Diet65 Ribu Remaja Bogor Anemia akibat Diet

CEGAH ANEMIA: Para pelajar Bogor mengikuti kegiatan serentak meminum tablet penambah darah di Taman Heulang, kemarin (4/8).
CEGAH ANEMIA: Para pelajar Bogor mengikuti kegiatanserentak meminum tablet penambah darah di Taman Heulang, kemarin (4/8).

BOGOR – Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat, 75 persen atau sebanyak 65.250 remaja putri di Kota Hujan menderita penyakit anemia (kurang darah). Penyakit itu diduga banyak diidap para remaja putri karena menerapkan pola makan diet ketat.    Padahal, diet ketat yang kerap dilakukan memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Tidak hanya membuat badan lemas, tetapi turut menurunkan kadar hemoglobin di dalam aliran darah.

“Saat ini, tercatat 75 persen dari 87 ribu remaja di Kota Bogor mengalami anemia,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Rubaeah, di sela-sela kegiatan  serentak meminum tablet penambah darah di Taman Heulang, kemarin (4/8).

Ia menuturkan, banyaknya usia remaja yang anemia karena anak-anak remaja kurang mengonsumsi sayur, buah, dan sering mengonsumsi junkfood. Bahkan, banyak darah yang keluar saat menstruasi. Jika dibiarkan, anemia bisa sangat berbahaya terutama saat melahirkan.

“Berdasarkan data, anemia menjadi penyebab utama kematian 21 ibu dari 60 persen ibu yang mengalami pendarahan saat melahirkan. Jadi, gerakan suplementasi tablet tambah darah ini bertujuan mencegah anemia sejak dini,” terangnya.

Rubaeh menjelaskan, Dinkes Kota Bogor menargetkan 17.500 remaja yang gemoglobinnya rendah, untuk rutin mengonsumsi 52 tablet penambah darah selama satu tahun (satu minggu satu tablet). Tablet penambah darah yang sekarang ini memiliki kemasan baru, rasanya lebih manis dan tidak menimbulkan efek samping selama tidak berlebihan.

“Obat hanya untuk menunjang, harus tetap diimbangi dengan mengonsumsi buah dan sayur,” imbuhnya. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor Yane Ardian turut mendukung kegiatan ini.  Menurutnya, tablet penambah darah sangat dibutuhkan bagi remaja ibu hamil dan ibu menyusui.

Sosialisasi dan penyuluhan pun rutin dilakukan PKK agar kasus kematian ibu dan bayi akibat pendarahan dapat berkurang. “Kami juga sinergi dengan Pemerintah Kota Bogor dalam program Bogor Bergerak. Jadi, bukan mengurangi makan, melainkan banyak mengonsumsi buah, sayur dan rajin gerak,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengimbau agar anak-anak remaja tidak melakukan diet yang malah akan menyebabkan sakit serta anemia. Menurutnya, yang terpenting itu cantik dalamnya (inner beauty), maka cantik luar akan terpancar.(wil/c)