25 radar bogor

Hari Kedua, 100 Ribu Siswa Bogor Divaksin

BOGOR–Memasuki hari kedua, hampir 100 ribu siswa di Kota dan Kabupaten Bogor sudah mendapat imuniasi vaksin measles rubella (MR). Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mencatat, sekitar 73.161 siswa sudah menjalani vaksin, sedangkan di Kota Bogor mencapai 26.575.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Agus Fauzi mengatakan, sebagian besar cakupan di tiap sekolah yang siswanya telah divaksin di atas 95 persen. “Artinya, animo masyarakat sangat baik. Saya harap seterusnya begitu dan mudah-mudahan target minimal 95 persen bisa tercapai,” kata dia kepada Radar Bogor kemarin (2/8).

Untuk jadwal, lanjutnya, puskesmas telah menyusun baik lokasi maupun sasaran yang akan dilakukan imunisasi. Namun, pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan pihak sekolah. Jumlah petugas yang turun tergantung jumlah sasaran dan sumber daya manusia (SDM) dari masing-masing puskesmas. Sebab, pelayanan di puskesmas juga tidak bisa ditinggalkan. “Satu tim terdiri atas satu dokter dan dua paramedis,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan kepada masyarakat, terutama orang tua, agar putra dan putrinya segera diberikan vaksin jika memasuki usia yang dianjurkan. Karena vaksin MR aman, halal dan gratis. Namun, jika ada keluhan setelah vaksin, seperti bengkak di tempat suntik, demam, dan batuk, segera ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk mendapat pengobatan.

“Semua gejala setelah suntik hal biasa, karena menunjukkan reaksi dengan tubuh dan bersifat sementara. Tetapi jika dibiarkan, khawatir menjadi bahaya. Oleh karena itu, lebih baik berobat,” tukasnya.

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kota Bogor, Lindawati mengungkapkan, sampai hari kedua telah mencapai 10 persen, yakni 26.575 orang. Petugas kesehatan yang ditugaskan, kata Lindawati, sebanyak tiga orang yang telah bersertifikat per harinya. Sesuai dengan SOP, ia mengarahkan satu orang petugas hanya boleh menyuntikkan 100 anak. “Jadi, petugas yang diturunkan tergantung sasaran. Biasanya kami menurunkan 200 anak lebih, berarti tiga,” terangnya.

Hal tersebut, sambungnya, dilakukan karena dikhawatirkan petugas mengalami kekeliruan karena kelelahan. Untuk penempatan petugas dan penjadwalan pun diserahkan kepada masing-masing kepala puskesmas. Puskesmas telah melakukan kesepakatan dengan masing-masing sekolah sehingga dapat menyesuaikan. “Saya berharap pada bulan ini semua sekolah selesai,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo meng­instruksikan anak di Indonesia menjalani vaksin tersebut. ”Saya serukan agar semua anak Indonesia dibawa ke pos pelayanan imunisasi terdekat untuk memperoleh imunisasi MR,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, imunisasi bisa mewujudkan Indonesia bebas dari berbagai penyakit. Di antaranya cacar, polio, dan tetanus. Me­nurutnya, dengan memberikan vak­sin MR, berarti telah mem­berikan perlindungan terhadap anak-anak dari penyakit rubella dan campak atau measles.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menambahkan, pencanangan ini akan diikuti peralihan pemakaian vaksin campak menjadi vaksin MR ke dalam program imunisasi dasar. Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan imunisasi campak sebagai imunisasi dasar. Dengan adanya pengubahan vaksin tersebut berarti dalam satu kali suntik terdapat dua vaksin.

”Imunisasi MR memberikan perlindungan anak dari penyakit kelainan bawaan, seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kelainan jantung, dan retardasi mental,” kata Nila. Kelainan tersebut berasal dari infeksi rubella saat ibu mengandung. Virus rubella yang menginfeksi ibu hamil berasal dari orang-orang sekitarnya. Salah satunya adalah anak-anak yang belum memiliki kekebalan tubuh secara maksimal.(rp2/c)