25 radar bogor

Asap Pabrik Ganggu KBM

Azis/Radar Bogor/c PENCEMARAN: Asap pekat yang keluar dari cerobong atap pabrik laundry di Desa Kembangkuning, Kecamatan Klapanunggal, sangat mengganggu kesehatan masyarakat, termasuk para pelajar MI Miftahussalam.
Azis/Radar Bogor/c
PENCEMARAN: Asap pekat yang keluar dari cerobong atap pabrik laundry di Desa Kembangkuning, Kecamatan Klapanunggal, sangat mengganggu kesehatan masyarakat, termasuk para pelajar MI Miftahussalam.

KLAPANUNGGAL–Meski banyak menyerap tenaga kerja, keberadaan pabrik di Klapanunggal juga memberikan dampak buruk pada lingkungan. Semisal, pabrik laundry di Desa Kembangkuning, yang setiap hari mengeluarkan asap pekat dan mengganggu kesehatan warga sekitar.

Kepulan asap yang dikeluarkan perusa­haan laundry ini sangat mengganggu. Sebab, asapnya membuat mata perih dan sesak napas.

“Semua warga terganggu tetapi bingung harus berbuat apa. Asapnya bikin nyesek dan pedih di mata,” ujar warga sekitar, Hamidah (37).

Tak hanya warga sekitar, kegiatan belajar mengajar (KBM) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahussalam juga ikut terganggu. Hal itu diakui Kepala MI Miftahussalam, Hasanudin.

Dia menerangkan, pabrik itu beroperasi pagi dan siang hari. Mau tak mau, anak didiknya harus menutup hidung saat belajar karena asap yang dikeluarkan perusahaan itu cukup pekat dan baunya juga menyengat.

“Ada murid saya yang muntah-muntah karena tak kuat menghirup baunya,” ungkapnya kepada Radar Bogor, kemarin (27/7). Dia menjelaskan, pada 2009 warga sempat melakukan protes terhadap perusahaan, tetapi tak direspons.

 

Hingga kini asap terus mengganggu warga. Bahkan, lantai masjid  menjadi hitam. Tak hanya itu, banyak anak didiknya terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) karena seringnya menghirup asap pabrik.

“Sejak pabrik ini beroperasi 2009 hingga 2016, sudah banyak murid yang terkena ISPA. Jika dirata-ratakan, setiap tahun ada enam sampai delapan murid yang terkena ISPA,” jelasnya.

Menurutnya, permasalahan ini tidak bisa dibiarkan. Apalagi, perusahaan laundry ini sudah bertahun-tahun menebarkan polusi udara. Namun, sampai hari ini belum juga ditindak pemerintah. “Saya harap pemerintah bertindak, karena kalau seperti ini terus, kesehatan masyarakat yang dipertar­uhkan,” tuturnya.

Terpisah, Sekretaris Desa (Sekdes) Kem­ba­ngkuning, Neneng mengatakan, permasalahan pabrik laundry ini sudah lama. Pemerintah desa sudah beberapa kali memanggil pihak pengusaha, tetapi masih saja menimbulkan polusi udara.

“Musyawarah sudah kami lakukan berkali-kali dan memanggil pihak perusahaan. Dua kali juga kami datangi pabrik itu,” terangnya. Dia berharap pihak perusahaan segera memperbaiki sistem pembuangan limbahnya agar tak mencemari lingkungan dan udara.

Saat hendak dikonfirmasi ke pihak perusahaan, salah seorang sekuriti Nurzain menuturkan, manajemen perusahaan tidak dapat ditemui. “Atasan kami sedang tidak ada di tempat, nanti harus bikin janji dulu kalau mau wawancara,” singkatnya.(azi/c)