LIBURAN itu tidak melulu jalan-jalan atau shopping. Ada aktivitas lain yang bisa dilakukan ketika berkunjung ke negara orang. Yakni, wisata medis. Jenis wisata ini belakangan semakin populer. Semakin banyak orang yang menggabungkan liburannya, seraya memeriksakan diri alias checkup kesehatan ataupun menemani anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit.
Nah, RS Siloam Bogor melihat hal ini sebagai peluang. Apalagi, Kota Bogor selalu diramaikan dengan event internasional. Sebagai industri kesehatan, kami wajib menyediakan layanan kesehatan yang prima. Salah satunya dengan membangun kepercayaan bagi para turis yang datang ke Bogor. Apalagi sekarang, ada negara yang mempertimbangkan warga negaranya berkunjung ke suatu tempat karena fasilitas kesehatan yang dianggap kurang memadai, ujar Managing Director RS Siloam Bogor, Andry, di sela-sela peresmian RS Siloam Bogor kemarin (18/7).
Menurut dia, dengan membuat para wisatawan asing percaya dengan fasilitas kesehatan yang pihaknya miliki, maka otomatis para turis ini semakin percaya dan datang ke Indonesia. Karena itulah ini disebut wisata medis, jelasnya.
Dengan begitu, wisatawan tidak perlu takut berkunjung ke Kota Bogor karena ada fasilitas kesehatan yang memadai. Semisalnya, baru-baru ini perlombaan lari Sundown Marathon. Menurut dia, ini adalah lifestyle positif yang harus diimbangi dengan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai, baik secara fungsional maupun lainnya, Biasanya orang asing atau turis dibekali asuransi. Jadi, targetnya tidak hanya untuk masyarakat kita tapi siapa pun di mana pun mereka berada, beber dia.
Selain melihat peluang wisata media, dia menjelaskan, salah satu faktor yang membuat RS Siloam hadir di Kota Bogor adalah masih banyaknya pasien yang mendapatkan jasa kesehatan di RS Siloam Jakarta. Ada sekitar 10 pasien yang berasal dari Bogor secara berkala merujuk di RS Siloam Jakarta. Pada dasarnya, mereka menginginkan Siloam hadir di Bogor agar lebih dekat dan terjangkau, katanya.
Bicara fasilitas, kata Andry, MRI menjadi yang pertama dan satu- satunya hadir di Kota Bogor. Motivasinya tak lain, agar penyakit stroke yang bersifat non perdarahan bisa lebih cepat dideteksi berkat MRI sehingga bisa dilakukan tindakan dengan lebih cepat. (wil/c)
