25 radar bogor

Penjualan Premium Turun

BOGOR–Selama libur Lebaran dan sekolah, sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Bogor mengalami penurunan penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dibanding tahun lalu. Penurunan itu mulai dirasakan sejak awal Ramadan dan berlanjut setelahnya.

Data dari SPBU Kedunghalang, pada libur tahun ini, rata-rata per harinya premium yang terjual sebanyak 5.200 liter. Sedangkan tahun lalu periode sama, mampu menjual premium sebanyak 7.600 liter per hari.

“Premium turun drastis,” kata Iswandi, pengawas SPBU di Jalan Raya Kedunghalang, kepada Radar Bogor, kemarin (10/7). Tidak hanya SPBU Kedunghalang, SPBU Cibuluh, Tentara Pelajar, dan Pajajaran juga mengalami hal sama.

Pengawas SPBU Pajajaran, Sonna mengatakan, saat ini rata-rata per hari premium terjual kisaran 20 ribu liter. “Tahun lalu bisa lebih dari 25 ribu liter per harinya. Premium masih paling banyak terjual. Sekarang per hari kisaran 20 ribu liter saja. Pertalite juga lumayan naik,” jelas Sonna.

Tak hanya pertalite, Sonna mengaku, BBM jenis pertamax juga naik hanya lebih kecil dibandingkan kenaikan penjualan pertalite. Penjualan pertalite saat ini per harinya berkisar 18–19 ribu liter dan pertamax 10 ribu liter. “Sekarang yang menggunakan premium tidak terlalu banyak,” tambahnya.

Apalagi, saat ini Pertamina melakukan pembatasan pengiriman premium ke setiap SPBU. Penjualan pun hanya sesuai dengan besarnya bagian SPBU. Terlebih, semakin hari banyak angkutan umum yang menggunakan bahan bakar lain yakni gas.

”Selain adanya pembatasan pengiriman premium dari Pertamina ke SPBU, juga adanya produk baru yakni pertalite dengan kualitas lebih baik dengan harga tidak berbeda jauh,” imbuhnya

Sementara itu, premium saat ini dibanderol Rp6.550 per liter sedangkan pertalite Rp7.500 per liter. Pertalite, lambat laun menggeser premium secara signifikan. Sebelumnya, tingkat penjualan premium dapat mencapai 85 persen, kini turun dari tahun sebelumnya, lantaran konsumen lebih memilih pertalite atau pertamax. “Walaupun menurun, daya beli konsumen terhadap premium masih lebih besar persentasenya, sekitar 40–50 persen,” bebernya.(mer/pkl1/c)