25 radar bogor

Waspada Diskon Murah Menyesatkan

HARUS BIJAK: Konsumen harus menghitung ulang lagi diskon yang ditawarkan. Jangan sampai tertipu diskon murah menyesatkan.

BOGOR–Maraknya diskon besar-besaran yang dilakukan sejumlah pasar swalayan, hingga menawarkan harga paling murah menjelang Lebaran, perlu diwaspadai. Ketua Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sularsih, mengingatkan konsumen untuk lebih bijak dan teliti memasuki musim belanja Lebaran 2017. “Sebab, pada momen ini, para pedagang dan produsen mulai membuka perang diskon,” ujarnya.

Dia menyarankan kepada produsen, pusat perbelanjaanm dan toko untuk lebih berhati-hati dalam memberikan penawaran bagi konsumen. “Penjual harus memberikan informasi yang rinci, detail, dan contohnya. Kalau di mal, di depan toko ditulis barang apa saja yang mendapat diskon, berapa besar persentase besaran diskon, dan display yang benar pada setiap item,” kata Sularsih.

Adapun modus penipuan diskon yang lazim ditemukan yakni, harga barang dinaikkan baru kemudian diberikan diskon yang menarik minat pembeli. Diskonnya bahkan mencapai mencapai setengah harga. “Sampai saat ini, hanya kepada temuan indikasi. Setelah kami tegur, mereka langsung menghentikan aksinya. Tetapi, jika memang ada konsumen yang merasa dirugikan sampaikan ke kami,” terangnya.

Dia menambahkan, maraknya diskon yang dikeluarkan produsen atau pedagang, karena mereka memiliki alasan yang mendasarinya. Pertama, bersih-bersih barang lama. Kedua, mengejar kuantitas penjualan agar target keuntungan tetap bisa tercapai. Ketiga, membangun kesetiaan konsumen. “Produsen juga harus cerdas memilih produk. Jika terbukti di mal-mal yang melakukan pelanggaran itu, langsung kami tindak, karena ini sanksinya pidana,” bebernya.

Dia juga mengimbau agar seluruh produsen dan pedagang di Kota Bogor bisa mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. “Hal ini menyangkut kode etik bisnis yang harus dipatuhi pedagang agar tidak membuat diskon berlebihan. Sebab, yang akan dirugikan itu pedagang, yang nantinya bisa membuat hilang kepercayaan konsumen,” tandasnya.(wil/*)