25 radar bogor

Peringkat Kampus Indonesia Naik

Grafis peringkat kampus di Indonesia

JAKARTA–Lembaga peme­ringkat universitas dunia Quac­quarelly Symonds (QS) melansir peringkat baru periode 2018. Secara umum, tidak ada peru­bahan posisi tiga besar dunia diban­dingkan tahun lalu (2017). Untuk Indonesia, sejumlah kam­pus berhasil mengerek peringkatnya.

Survei pemeringkatan QS untuk periode 2017/2018 diikuti 4.000-an kam­pus. Hasilnya di peringkat tiga besar internasional, pemun­caknya masih dipegang oleh Massac­husetts Institute of Technology (MIT).

Kemudian disusul Stanford University dan Harvard University. Formasi peringkat tiga besar ini, sama persis dengan tiga besar tahun lalu.

Sementara itu di dalam negeri, Universitas Indonesia (UI) masih menjadi yang terbaik. Secara keseluruhan, posisi tujuh besar di dalam negeri tidak mengalami perubahan antara tahun lalu dengan sekarang. Urutannya adalah UI, ITB, UGM, Unair, IPB, Undip, dan ITS.

Namun, beberapa kampus mencatatkan prestasi berhasil memperbaiki peringkat dunianya. UI, misalnya, naik dari peringkat 325 (2017) menjadi peringkat 277 (2018). Kemudian, ITB juga berhasil memperbaiki posisinya dari kelompok peringkat 401-410 menjadi peringkat 331. Lalu, UGM juga naik dari kelompok peringkat 501-550 menjadi kelompok peringkat 401-410.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengapresiasi peningkatan peringkat dunia beberapa kampus negeri itu. Dia bersyukur tahun ini ada tiga kampus yang masuk dalam 500 besar dunia. Nasir mengatakan, peningkatan itu merupakan bukti bahwa kualitas kampus Indonesia semakin baik. ’’Selain itu juga bisa bersaing dengan kampus dunia,’’ katanya kemarin (8/6).

Nasir mengatakan, saat ini jumlah kampus di Indonesia mencapai 4.498 unit. Sementara jumlah program studi (prodi) tercatat ada 25.548 unit. Jumlah kampus di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan jumlah kampus di Tiongkok yang hanya 2.825 unit. Padahal, jumlah penduduk Tiongkok lima kali lipat lebih penduduk Indonesia. Dia berharap banyaknya kampus di Indonesia diikuti kualitas atau daya saing bagus.

Rektor UI Muhammad Anis menyampaikan rasa bangga karena berhasil menembus 300 besar dunia. Dia mengatakan, capaian ini menunjukkan bahwa UI memimpin di bidang sosial humaniora, kesehatan, dan sains serta teknologi. Anis menjelaskan, UI bakal semakin gencar meningkatkan mutu pengajaran, pengabdian masyarakat, serta terlibat dalam sejumlah penelitian mutakhir.

Dia menjelaskan, tahun ini UI tetap gencar melaksanakan konferensi-konferensi internasional. Kemudian juga meningkatkan publikasi di jurnal ilmiah internasional bereputasi. Dia menjelaskan poin paling tinggi yang diperoleh UI berasal dari performa international faculty. Indikator international faculty adalah jumlah dosen asing yang terlibat kegiatan akademik di UI.

Sementara itu, ITS kurang menggembirakan. Tahun lalu ITS berada di kelompok peringkat di atas 701. Kemudian tahun ini kampus yang berada di Surabaya itu masuk kelompok peringkat 800 sampai 1.000. Rektor ITS Joni Hermana mengatakan, posisi ITS tidak bisa dikatakan turun.  ’’Sebab, secara nasional masih ada di urutan tujuh (sama dengan tahun lalu, red),’’ jelasnya.(wan)